Tangis Sekuntum Bunga
Arsyad Indradi
 Akulah paling bahagia punya rupa yang elok dan aroma wangi
 Beribu ungkapan dan pelambang puja dan puji tentang diriku
 Hidupku di tamantaman di potpot mau pun di jambangan berukiran indah
 Aku selalu di vasvas penghias pesta meriah
 Akulah pilihan sebagai ganti diri sebuah hati ketika
 jejaka mengutarakan cintanya kepada sang kekasih
 Dan akulah suntingan rambut si jelita ketika
 menuju pelaminan dan pengharum ranjang pengantin
 Ah rasanya kehabisan bahasa aku mengutarakannya
 Tetapi setelah tahu risalahku
 Duhai ternyata akulah paling malang di dunia ini
 Menjadikan aku murung dan menangis
 Menyadari keadanku ketika layu
 Satupersatu tubuhku rontok
 Dan berserakan di bumi lalu membusuk
 Tak ada lagi yang mau peduli
 Ternyata aku lebih buruk dari pada sampah
 Wahai maafkan aku, Kekasih
 Banjarbaru, 2002
 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar