Sistem benda
Sistem benda adalah gabungan beberapa benda yang mengalami gerak secara bersama-sama. Pada sistem benda pada materi ini dapat merupakan gabungan
gerak translasi dan rotasi.
Contohnya adalah sistem katrol dengan massa tidak diabaikan.
Contoh 1 :
Balok A 2 kg berada di atas meja licin dihubungkan tali dengan balok B 3 kg melalui katrol sehingga dapat menggantung seperti pada Gambar (a).
Jika massa katrol sebesar 2 kg dan jari-jari 10 cm maka tentukan :
a. percepatan benda A dan B,
b. percepatan sudut katrol,
c. tegangan tali TA dan TB!
Penyelesaian
mA = 2 kg
mB = 3 kg → wB = 30 N
mk = 2 kg → k =
a. Percepatan balok A dan B
Balok A dan B akan bergerak lurus dan katrol berotasi sehingga dapat ditentukan percepatannya dengan bantuan gambar gaya-gaya seperti pada Gambar (b).
Balok A : translasi
ΣF = m a
TA = mA a = 2 a ………………………………
a) Balok B : translasi
ΣF = m a
30 − TB = 3a
TB = 30 − 3a …………………………………
b) Katrol : berotasi
Στ = I α
(TB − TA) R = k mk R2 .
TB − TA = . 2 . a
Substitusi TA dan TB dapat diperoleh:
(30 − 3a) − (2a) = a
30 = 6a → a = 5 m/s2
b. Percepatan sudut katrol sebesar:
α = a / R = 5 / 0,1 = 50 rad/s2
c. Tegangan talinya:
TA = 2a = 2 . 5 = 10 N
TB = 30 − 3a = 30 − 3 . 5 = 15 N
Contoh 2, menghitung percepatan benda yang terhubung pada katrol
Sebuah silinder pejal berjari-jari 15 cm  dan bermassa 2 kg dijadikan katrol untuk sebuah sumur, seperti tampak  pada gambar. Batang yang dijadikan poros memiliki permukaan licin  sempurna. Seutas tali yang massanya dapat diabaikan, digulung pada  silinder. Kemudian, sebuah ember bermassa 1 kg diikatkan pada ujung  tali. Tentukan percepatan ember saat jatuh ke dalam sumur.
Jawab
Diketahui: R = 15 cm, massa katrol silinder M = 2 kg, dan massa ember m = 1 kg.
Rotasi pada katrol silinder:
Berdasarkan persamaan momen gaya didapatkan
τ = Iα
RT = Ia/R
T = (I.a)/R2 …. (a)
Berdasarkan persamaan momen gaya didapatkan
τ = Iα
RT = Ia/R
T = (I.a)/R2 …. (a)
Translasi pada ember:
Berdasarkan Hukum Newton didapatkan
Berdasarkan Hukum Newton didapatkan
ƩF = m.a
mg – T = ma …. (b)
Dengan menggabungkan Persamaan (a) dan Persamaan (b), diperoleh hubungan.
Selanjutnya, substitusikan harga I = ½ M R2 pada Persamaan (c) sehingga diperoleh
dengan m adalah massa ember dan M adalah massa katrol silinder.
2.GERAK MENGGELINDING
Bola yang menggelinding di atas  bidang akan mengalami dua gerakan sekaligus, yaitu rotasi terhadap sumbu  bola dan translasi bidang yang dilalui. Oleh karena itu, benda yang  melakukan gerak menggelinding memiliki persamaan rotasi dan persamaan  translasi. Besarnya energi kinetik yang dimiliki benda mengelinding  adalah jumlah energi kinetik rotasi dan energi kinetik translasi. Anda  disini akan  mempelajari bola mengelinding pada bidang datar dan bidang  miring
1. Menggelinding pada Bidang DatarPerhatikan Gambar 6.8! Sebuah silinder  pejal bermassa m dan berjari-jari R menggelinding  sepanjang bidang datar horizontal.  Pada silinder diberikan gaya sebesar F.  Berapakah percepatan silinder tersebut jika  silider menggelinding  tanpa selip? Jika   silinder bergulir tanpa selip, maka silinder   tersebut bergerak secara translasi dan rotasi. Pada kedua macam gerak  tersebut berlaku persamaan-persamaan berikut.
• Untuk gerak translasi berlaku persamaanF – f = m a dan N – m g = 0
Untuk gerak rotasi berlaku persamaan
τ= I x α
Karena silinder bergulir tanpa selip, maka harus ada gaya gesekan.
Besarnya gaya gesekan pada sistem ini adalah sebagai berikutJika disubstitusikan ke dalam persamaan F – f = m a, maka persamaanya
menjadi seperti berikut
Contoh:  Sebuah bola pejal bermassa 10 kg berjari-jari 70 cm menggelinding di  atas bidang datar karena dikenai gaya 14 N. Tentukan momen  inersia,percepatan tangensial tepi bola, percepatan sudut bola, gaya  gesekan antara bola dan bidang datar, serta besarnya torsi yang memutar  bola!
2. Menggelinding pada Bidang Miring
Gerak translasi diperoleh dengan mengasumsikan semua gaya luar bekerja di pusat massa silinder. Menurut hukum Newton:
a. Persamaan gerak dalam arah normal adalah N – mg cos Θ = 0.
b. Persamaan gerak sepanjang bidang miring adalah mg sin Θ – f = ma.
c. Gerak rotasi terhadap pusat massanya τ= I x α .
Gaya normal N dan gaya berat mg tidak dapat menimbulkan rotasi
terhadap titik O. Hal ini disebabkan garis kerja gaya melalui titik O, sehingga lengan momennya sama dengan nol. Persamaan yang berlaku adalah sebagai berikut.
sedangkan untuk rumus kecepatan benda di dasar bidang miring setelah menggelinding adalah sebagai berikut.
Contoh 1, menghitung percepatan bola pada bidang miring
Sebuah benda pejal bermassa M dan berjari-jari R, memiliki momen inersia I = kMR2. Benda tersebut menggelinding pada suatu bidang miring dengan sudut kemiringan, seperti tampak pada gambar.
a. Berapakah percepatan yang dialami benda pejal tersebut?
b. Tentukanlah percepatan yang terjadi, jika benda itu berupa bola dengan momen inersia I =(2/5)MR2, atau silinder dengan I = ½ MR2.
a. Berapakah percepatan yang dialami benda pejal tersebut?
b. Tentukanlah percepatan yang terjadi, jika benda itu berupa bola dengan momen inersia I =(2/5)MR2, atau silinder dengan I = ½ MR2.
Jawab
Diketahui: I benda pejal = kMR2.
Diketahui: I benda pejal = kMR2.
a. Menurut Hukum Kedua Newton pada gerak translasi, diperoleh hubungan
Mg sin θ – f = Ma atau Ma + f = Mg sin θ …. (a)
Berdasarkan prinsip rotasi terhadap pusat benda, berlaku hubungan
τ = Iα → f R = kMR α→ f = kMa …. (b)
Substitusikan Persamaan (b) ke dalam Persamaan (a), diperoleh
Ma + kMa = Mg sinθ ⇨ a = (g sinθ) / (k +1)
b. Untuk silinder dengan k = ½ , diperoleh 
a = (g sinθ) / ( ½ + 1) = (2/3) (g sinθ)
Contoh 2 :  
Sebuah silinder pejal bermassa M dan berjari-jari R diletakkan pada  bidang miring dengan kemiringan θ terhadap bidang horisontal yang  mempunyai kekasaran tertentu. Setelah dilepas silinder tersebut  menggelinding, tentukan kecepatan silinder setelah sampai di kaki bidang  miring!
Cara penyelesaiannya:
Persoalan ini dapat diselesaikan menggunakan konsep dinamika atau menggunakan hukum kekekalan tenaga mekanik.
a. Penyelesaian secara dinamika
Silinder menggelinding karena bidang miring mempunyai tingkat  kekasaran tertentu. Momen gaya terhadap sumbu putar yang menyebabkan  silinder berotasi dengan percepatan sudut α ditimbulkan oleh gaya gesek  f, yang dapat ditentukan melalui fR = Iα
Karena momen inersia silinder terhadap sumbunya adalah I =1/2MR2 dan percepatan linier a = αR, maka gaya gesek dapat dinyatakan sebagai f = ½ Ma
Pada gerak menggelinding tersebut pusat massa silinder bergerak translasi, sehingga berlaku hukum kedua Newton.
Mg sin θ – f = Ma
Setelah memasukkan harga f di atas dapat diketahui percepatan linier silinder, yaitu a = 2/3 g Sinθ
Dengan menggunakan hubungan v2 = vo2 + 2as, dan mengingat kecepatan silinder saat terlepas vo = 0 dan h = s sin θ, maka
kecepatan silinder setelah sampai di ujung kaki bidang adalah:
V2 = 4/3 gh
Terlihat bahwa kecepatan benda menggelinding lebih lambat daripada  bila benda tersebut tergelincir (meluncur) tanpa gesekan yang  kecepatannya:
V2 = 2gh
b. Penyelesaian menggunakan kekekalan tenaga mekanik
Pada gerak menggelinding berlaku hukum kekekalan tenaga mekanik, tenaga mekanik silinder pada kedudukan 1 adalah:
EI = EpI = Mg (h + R)
Sedangkan tenaga mekanik silinder pada kedudukan 2 adalah:
E2 = Ep2 + Ek2 + EkR2
mgR + 1/2 mv2 + 1/2 Iω2
Perubahan tenaga mekanik yang terjadi adalah
Wf = ΔE = E2 – E1 = ½ Mv 2 + 1/2 Iω2 − Mgh
Karena Wf = 0, maka dengan memasukkan momen inersia silinder I =1/2MR 2
ϖ = v/R , kecepatan silinder setelah sampai di ujung kaki bidang miring besarnya adalah:
V2 = 4/3 gh
3. APLIKASI HUKUM KEKEKALAN MOMENTUM SUDUT 
Hukum Kekekalan Momentum SudutBila momen gaya eksternal resultan yang bekerja pada suatu benda tegar sama dengan nol, maka momentum sudut total sistem tetap. Prinsip ini dikenal sebagai prinsip kekekalan momentum sudut.
Jika benda tegar berotasi dengan dua keadaan momentum sudut yang berbeda, maka hukum kekekalan momentum sudut dapat dituliskan sebagai
I1ω1=I2ω2
Beberapa aplikasi hukum kekekalan momentum sudut
a. Penari balet
seorang penari balet akan menarik tangannya ke dekat badannya untuk berputar lebih cepat dan mengembangkan kedua tangannya untuk berputar lebih lambat. Ketika penari balet menarik kedua tangannya ke dekat badannya, momen inersia sistem berkurang sehingga kecepatan sudut penari balet semakin besar. Sebaliknya, ketika kedua tangan mengembang momen inersia sistem meningkat sehingga kecepatan sudut penari balet semakin kecil
b. Pelompat indah
Pada saat pelompat indah hendak melakukan putaran di udara, ia akan menekuk tubuhnya. hal ini akan mengurangi momen inersianya sehingga kecepatan sudutnya semakin besar, menyebabkan pelompat indah dapat berputar satu setengah putaran
Tidak ada komentar:
Posting Komentar