UNTUK CLOSE : KLIK LINK IKLAN DI BAWAH 1 KALI AGAR MELIHAT FULL ARTIKEL ^^


Tampilkan postingan dengan label Ratna Ayu Budhiarti. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Ratna Ayu Budhiarti. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 25 Februari 2012

Puisi Mengubur Cinta Di Pantai Ancol | Ratna Ayu Budhiarti

Mengubur Cinta
(di Pantai Ancol)

Ratna Ayu Budhiarti

1
rindu itu akhirnya sampai juga padaku
lewat angin yang mengelus pipi perlahan
di pantai Ancol

namun semua takkan pernah sama lagi
ombak yang menegur karang berkali-kali,
perahu yang laju entah kemana,
nyiur yang menatap matahari
dan kepingan hati galau menatap esok


2
Tuhan,
telah berkali kulukis wajah lelaki itu
di buih ombak
semakin dalam kenangan menancap perih
menghunjam jantung
dan percintaan yang dahsyat menggelora
bak gelombang, kini jadi ratapan sia-sia,
tak mampu lagi merekatkan hatinya padaku


3
lengan-lengan ombak yang menyapu
pantai, tak putus-putus
menarikan harapan untuk esok
dan jika di ujung cakrawala sanaaku kelak bisa menepi,
biar kuharap bertemu bahagia saja,
bukan dia!
sebab telah sampai ucapan selamat tinggal itu
dibisikkan angin, diderukan gelombang
keputusasaan

biar kutaburkan seluruh kisah di laut ini
agar samudera menyimpannya dalam keabadian
biar seluruh rasa ini lepas dan
tak mengganggu lagi

biar! izinkan aku, Tuhan!

Kamis, 12 Agustus 2004

Jumat, 24 Februari 2012

Sajak Selamat Tinggal | Kujelang Episode Baru

Kujelang Episode Baru
(Sajak Selamat Tinggal)

Ratna Ayu Budhiarti

bulan separuh
dan malam ini hanya satu bintang
di langitku
tak tahu lagi aku bagaimana
harus merindumu
bahkan melayari laut yang dulu itupun
aku lupa jalan pulang menujumu
bukan! tak salah laut itu
berombak demikian besarjuga biduk
yang membawaku
ke samudera lepas menggapai cahaya
tak! tak ada sepotong kenanganpun
hendak disalahkan kini
ini lentera kecil yang kupunya
menuntunku pada cahaya di suatu tempat
nun tak berbatas
tiada! luka itu tiada tertulis
di dada ini lagi, Tuhan telah sembuhkan aku
dari ngilu yang menikam ulu
jangan sesali warna yang tercecer
di kanvas, baik benahi saja
jadi lukisan pelangi
aku bersama lentera kecil ini
melayari laut lepas ke cakrawala
konon kabarnya di sana
mimpi terasa lebih nyata

dan aku benar-benar tak ingat lagi
bagaimana merasai sentuhanmu.

Kamis, 19 Juni 2003