Sajak Menangis
Linda Sarmili
dalam sajak ini
aku ingin menangis
karena tak sanggup
menangisi negeri ini
sebab luka di hati dipatuk ular
hingga meremas dunia
ingin memiliki
sajak sajakku terisak
barangkali tak ada sedih
sedang kemelut
di negara sana
menelanjangi Tuhan
kering ladang ladang bumi
hik hik hik hik hik hik
sudahkah kita punya
waktu meditasi?
Padang, Jan 2011
Tampilkan postingan dengan label Linda Sarmili. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Linda Sarmili. Tampilkan semua postingan
Rabu, 20 Juni 2012
Sajak Menangis | Linda Sarmili
Senin, 18 Juni 2012
Puisi Tentang Bulanku | Linda Sarmili
Tentang Bulanku
Linda Sarmili
bulan pun tertinggal di belakang
ketika anak anakku
masih terkantuk
mendekap kemanguan
bersama hari-hariku yang celaka
menjadikan setiap tangisnya
bagi hari-hariku
adalah keasingan
yang sempurna
keasingan yang mengiringi
kembali lusuhku
bertahta di atas
bakal lahirnya
sebuah perjanjian
untuk anak-anakku
hai... anakjika hari ini
kamu bertanya
tentang ibumu
"Bukalah nak"
lembaran sajak basiku
pada halaman 13
di sana tertulis
"bulanku, istriku dan anakku
adalah bayang-bayang
kelabu dalam sajakku".
Jakarta. Maret 2011
Puisi Suatu Pagi | Linda Sarmili
Suatu Pagi
Linda Sarmili
rasa, ada yang tak lagi
balik padakupadamu
pada sesiapa
ada yang mengkristal
di cawan kopi
larut dalam anganku
larut dalam harapmu
larut dalam sesiapa
ada yang terlepas
dari pertemun itu
kemudian ngilu
mngiris waktuku
mengiris harapku
mengiris harapmu
mengiris sesiapa
suatu pagi
di sebuah beranda
ada yang sudah
jadi lain
barangkali kebiasanku
barangkali perhatianMu
barangkali sesiapa
barangkali cuma angin
bermain
menyisakan sentuhannya
yang bacin
Pekanbaru, Juni 2011