LAGU SERDADU
WS Rendra
Kami masuk serdadu dan dapat senapang
ibu kami nangis tapi elang toh harus terbang.
Yoho, darah kami campur arak!
Yoho, mimpi kami patung-patung dari perak!
Nenek cerita pulau-pulau kita indah sekali.
Wahai, tanah yang baik untuk mati!
Dan kalau ku telentang dengan pelor timah
cukillah ia bagi putraku di rumah.
LAGU IBU
WS Rendra
Angin kencang datang tak terduga.
Angin kencang mengandung pedas mrica.
Bagai kawanan lembu langit tanpa perempuan.
Kawanan arus sedih dalam pusaran.
Ditumbukinya padas dan batu-batuan.
Tahu kefanaan, ia pergi tanpa tinggalan.
Angin kencang adalah birahi, sepi dan malapetaka.
Betapa kencang serupa putraku yang jauh tak terduga.
LAGU ANGIN
WS Rendra
Jika aku pergi ke timur
arahku jauh, ya, ke timur.
Jika aku masuk ke hutan
aku disayang, ya, di hutan.
Aku pergi dan kakiku adalah hatiku.
Sekali pergi menolak rindu.
Ada duka, pedih dan airmata biru
tapi aku menolak rindu.
LAGU SANGSI
WS Rendra
Hati lelaki yang terbagi
adalah daging dibajak sangsi.
Hati yang hidup untuk dua bunga
adalah kali tersobek dua.
Kali yang terbagi menjulur ke barat dan ke timur
betapa lembut ia ngluncur tanpa tidur.
Ah, kali hitam tanpa buih dan sinar
begitu tohor tapi tak berdasar.
LAGU DUKA
WS Rendra
la datang tanpa mengetuk lalu merangkulku
adapun ia yang licik bernama duka.
Ia bulan jingga neraka langit dadaku
adapun ia yang laknat bernama duka.
Ia keranda cendana dan bunga-bunga sutra ungu
adapun ia yang manis bernama duka.
la tinggal lelucon setelah ciuman panjang
adapun ia yang malang bernama duka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar