Faisal Muhctar Al Khaufi
di matamu aku temukan puisi yang mengalir tak henti-henti
seperti telaga yang menyimpan mitos-mitos aneh yang lampau
di atas tikar ini aku meminjam keramat rimbun pohon kersen
dan bahasa riang burung-burung selagi malaikat senja menaburkan
serbuk asihan dan kasmaran yang digunakan sulaiman
mendekatlah sasasku dan pahamilah aku sebagai seniman kolokan
sebab meminangmu dengan sebotol air mineral dan shalat ashar
adalah parodi paling lucu sepanjang sore ini dan biarkan orang-orang
berjingkrak-jingkrakan sambil muntah-muntah menertawakan
peraduan kita, katakan kau takan pernah tidur sepanjang sore ini
daun-daun saling melempar cerita dan di selipkan di pelepah pohon
ranting-ranting menyalurkan bait-bait cinta yang di serap akar kerinduan
alismu sarasku menepis kalimat-kalimat yang mengalun seperti suara
biola tua
inilah aku
sepenggal sajak cinta murahan yang berserakan diantara butiran embun
bersama tubuh kikuk yang mematung dihadapanmu yang tampak bingung
lalu keringat dingin, bau rokok, dan selembar daun kering yang kuremukan
seakan mengesahkan bahwa aku tak karuan
karawang 2007
Tidak ada komentar:
Posting Komentar