Aku Tulis Sajak ini Dengan Air Mata
Faisal Muhctar Al Khaufi
mengapa harus rumah itu
kenapa tidak kita saja yang dikorbankan
guci-guci tua, lukisa-lukisan tanpa nama
bantal guling yang bersaksi lahirnya kita
tali pusar yang terbungkus kapas putih
burung nuri yang riang setiap hari
foto-foto masa kecil yang jenaka
tak hanya itu yang kita punya
mengapa harus rumah itu
kenapa tidak kita saja yang dikorbankan
sungai ceotan yang mengalir dengan tenang
gagahnya gunung kapur di depan rumah
masjid tua warisan abah kita
dan taman kanak-kanak tempat kita sekolah dulu
terasa begitu berat meninggalkannya
bisingnya pabrik peleburan kapur
dentuman dinamit pemeceh karang
dan betapa riangnya bermain
di bawah rindang sang pohon jambu
sambil menunggu ayah pulang
semua itu masih melekat dalam ingatanku
wajah desa dipagi hari
betapa sejuknya udara gunung
hangatnya matahari menyentuh kepala
juga langit yang acap kali menaburkan
serbuk hujan adalah nyata
nyata bagi kita
mengapa harus rumah itu
kenapa tidak kita saja yang dikorbankan
duhai Allah yang maha bijaksana
begitu mulia ibu merawat tiga anaknya
hingga saat menjelang tidur pun
ibu menyanyikan lagu syahdu untuk kita
lagu yang membawa kesurga paling indah, milik kita
yang tak pernah terlupakan ketika mata kita terbuka
ibu sudah tiada
rambutnya tertata rapih dengan senyum di bibirnya
bahu yang penuh kehangatan memeluk kita bertiga
sementara matanya tertutup dengan damai
ingatlah sebuah nisan putih
bertuliskan nama yang tak asing
nama yang tak hancur di terpa jaman
meski ada yang menggantikannya
dan itu semua terjadi di rumahku
rumah mu rumah kita.
Karawang 2005
Tidak ada komentar:
Posting Komentar