Tak Kubaca Isyarat ItuAkhmad Muhaimin S.
kepergianmu betapa tiba-tiba,
anakkusungguh, tak kubaca isyarat itu
wajahmu masih saja berseri nan ayu
meski terbaring, dalam sakit seminggu
naik turun dari ruang picu dan tunggu
ayah dan ibu hanya bisa berdoa untukmu
eyang kakung dan putri mencintaimu
seluruh keluarga mengharap sembuhmu
tapi,
pergimu betapa tiba-tiba, anakku
sungguh, tak kubaca isyarat itu
dua atau tiga malam menjelang ajalmu
wangi itu selalu saja di sekitar tubuhmu
sungguh,
tak kubaca isyarat ituwajahmu bahkan semakin berseri nan ayu
Yogyakarta, 2005
Tidak ada komentar:
Posting Komentar