Puisi Tentang Buruh Angkut PasarDwindria Dini
Bertelanjang kaki menawarkan sekelumit tenaga ala kadarnya kami berjalan.
Menyeruak ke dalam
pasar mencari sosok-sosok bersahabat.
Yang tak kan mengumpat bila kami datangi, tak kan mendengus menampar harga diri.
Kaki kami menapak bersahabat dengan tanah pasar yang lusuh.
Jari-jari berubah warna tak mampu kami selimuti
bahkan dengan sandal paling murah sekalipun.
Kami mengulur tangan pada plastik-plastik berisi ikan, sayuran, tempe, tahu.
Menawarkan energi masa kecil kami untuk mengangkat.
Kami mulia.
Kami bukan peminta-minta.
Kami buruh angkut pasar yang terhormat.
Kami mulia.
Semulia angan-angan sekolah yang makin jauh tertiup angin.
09 Desember 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar