MALAM KOTA DAN RIBU-RIBU KATASurtini Hadi
Secangkir coklat
panasSendiri di meja bulat telur kayu trembesi
Di sudut
kafenya orang-orang berwajah puisi
Sembunyi pada temaram yang
tawar—ditinggal tuannya
Panggung berderik
Saat kursi geser kesana kemari
Tubuh tuan secangkir coklat panas
Tersiram oranye pucat lampu sorot
Bibirnya bergerak-gerak
Menyantuni malam kota dengan ribu-ribu kata
Puisi apa yang dia baca
Seperti puisi hujan yang kemarau
Seperti puisi laut pasang yang surut
Seperti puisi
penghabisanBulungan, end of nov 09---
Tidak ada komentar:
Posting Komentar