DI DesakuMawardi
Kabut hitam menyelimuti gunung
suasana pagi di
desaku
Jalan bertanjak menikung tajam
Jalan berbatu dan berdebu
Riuh bocah kecil permainan kelereng
bola-bola karet malambung
Langkah tegar pak tani dan bu tani
memburu sekarung
padiAyam jago rebutan betinanya
menthok yang mencari cacing di gangnya.
Tersimpan di memori yang terdalam..
Sadarku
Nyiur melambai-lambai indah di pematang sawah
nina-bobok Ibu pertiwi selagi angin sepoi-sepoi
tiba-tiba badai menerjang
sontak terbangun aku.
Siapa hidangkan keraguan....?
laut berbuih putih, terombang-anbing.
Gunung mengeluarkan abunya
sawah,ladang menjadi subur
para petani berkata
“Ibu pertiwi, terimakasih”
Sesampainya penghujung keraguan ini
aku akan selalu bersamamu ibu pertiwi
salam dari anak yang tak tahu diri
sesalkan impian-impian masalalu
lari terbirit di kejar waktu
Ibu pertiwiku.......
ku kan selalu menjagamu
aku rela berkorban demi Ibu pertiwiku
berharap hari esok tetap berada di pangkuanmu
Lalu-lalang kenangan mengitari diri
lambaian nyiur terus memanggilku untuk hadir di hadapanmu ibu pertiwiku
Panggung
politik berjubelkan hipokrit-hipokrit tak berduit
menghanguskan idiologi bangsa
“Ibu pertiwi katanya sedang lara?”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar