Muhammad, ciumlah tanganku
Oleh: Siti Sa’adah
Tiga kali kukedipkan mata, untuk menghela lelah yang tak gentar mendampratku
tapi ku dianggap tak tahu, nasib menilap
mewaris payah di atas angka rupiah.
Gabah yang gatal dan kasar
meruas di telapakku yang bau matahari, Muhammad
Kepalaku merupa jemuran tahi burung di sawah
yang mengibas kelontengan dan boneka rakitan
sedang kakiku menjadi dam
menahan alir pengairan yang dibelokkan.
Kemarin, suamiku hilang dimakan hantu perawan.
Melupakan anak-anak yang belum pandai berucap
Gabah yang gatal dan kasar
melekat di ruas tanganku yang berdarah.
Sudikah kau Muhammad?
November, 2010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar