Sang GamaAgus Dwi Rusmiantountuk yang sengaja kutelantarkanpada malam buramsetelah ribuan detak ditinggalkan lelapaku dan kamu saling bercumbumemaksa untuk terus mengecup setiap kataterucap dari kulitmuya. kulitmu dengan wajah yang manisbergulingan di atas kasurtelentangsujudmelawan kantuknafas yang kau suguhkan dalam iramadan makna itu terlalu berat aku membacanyaakh!selalu ada caramengajak bersenggamamelewati pekabaran sebelum pejantan berteriakumumkan terang2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar