Pranita Dewi
serambi diam dan bisu
pilar-pilar ragu
pada ranjang
suaramu jadi asing
musim demi musim
memahami takdirku hanya hawa
lemah terselubung arah jemari pada tali
lunglai menggurat syair di kertas merah
entah seletih apa sunyimu
kutulis parasmu di serambi pagi
entah kapan berarti
ilusi puisi menganga di awan
entah kapan jadi jalan
kelasi sendiri dalam badai
jadi sangsi
pada pilar ilahi
kunanti parasmu
di sunyi puisiku
2003
Tidak ada komentar:
Posting Komentar