HAKIKAT PERBEDAAN
Karya : Maskur Adi Tarbiyanto
Segala yang ada di dunia ini
Pastilah tidak sendiri
Selalu diciptakan berpasangan
Meski terlihat berlawanan
Namun justru saling menguatkan
Kanan-kiri, hitam-putih, yin-yang, lingga-yoni
Demikianlah,
Alam telah mengaturnya
Semua makhluk di dunia
Mutlak berbeda-beda
Demikian juga manusia
Bersuku-suku, berbangsa-bangsa
Demikianlah,
Alam telah mewujudkannya
Tak sebutir peluru pun
Bisa membuat pelangi
Hanya menjadi satu warna
Tak sebilah pedang pun
Bisa memaksa mulut bersuara sama
Bahkan dalam paduan suara
Ada suara satu, dua dan tiga
Tak ada satupun kekuasaan manusia
Yang bisa menjadikan warna kulit
Hitam semua,
Putih semua,
Atau kuning semua
Karenanya
Biarkan pelangi tetap menjadi pelangi
Menghiasi bumi
Dengan warna warninya
Biarkan mawar tetap menjadi mawar
Memperindah semesta
Dengan harumnya
Karena demikianlah
Alam telah mengaturnya
Sabtu, 28 Mei 2011
Puisi Hakikat Perbedaan | Maskur Adi Tarbiyanto
Kamis, 26 Mei 2011
The Poem For Jakarta | Puisi Tentang Jakarta
THE POEM FOR JAKARTA
Karya : Ahmad Al Matin EM
Temaram lampu-lampu menghias
Seakan bintang turun dan tidur di bumi
Di sini beribu batu batu tersusun
Jadi istana pencakar langit
Berjuta semut besi menderu
Memuntahkan asap penat :
Kepalaku sakit
Jakarta, tempat para pejabat
Berpesta dengan suapan serakah
Tempat para hawa menawarkan
Sajian hangat malam hari
Jakarta, penuh kabut dendam
Orang-orang berwajah hitam berkulit kelabu
Jakarta, lautan dengki dan takabur
Dan senandung kesombongan menggelegar
Dari timur ke barat
Dari selatan ke utara
Puisi Jembatan Burung Burung | Dian Nendi
JEMBATAN BURUNG-BURUNG
Karya : Ihung (Dian Nendi)
Burung-burung terbang ke tenggara
Meninggalkan sarang dan sanak saudara
Meninggalkan sempurna luka; hutan yang terbakar
Gemuruh batang tumbang
Derak ranting dan kabut tebal
Mengantar hingga batas kota
Di atas tiang jembatan
Dilumpuhkannya kebahagiaan itu
Dikenangnya pula batasan hening dan air mata
Lalu mereka lintasi sungai-sungai kering
Batu-batu hitam yang diterkam kerontang
Lumpur terik dan keriting
Menunjuk arah muasal bising
Tempat segala pekik melebihi deru angin
Tak ada suara menyertai perjalanan
Paruh-paruh terkatup
Diliput basah lumut yang tinggal lamunan
Dililit kembang akar yang tinggal sejarah
Hanya hati yang melesat mendahului pergi
Menjumpai antrian panjang kendaraan
Lalu-lalang orang di lantai atas gedung pertokoan
Segala poster dan juga spanduk-spanduk iklan
Yang mereka tanyakan
Kenapa mesti hutan yang dijadikan ajang pertempuran
Kenapa mesti mereka yang kemudian harus mencatat kecemasan
Lalu sepenggal getir mengisahkan kepiluan
Ketika langit membangun mendung dari jutaan burung-burung
Ketika cakar demi cakar
menggambar darah
Dikibar jantungmu yang lambat tengadah
“burung ababil menyerang kota
Burung ababil menyerang kita!”
Puisi Tentang Mawar | Dian Nendi
MAWAR
Karya : Ihung (Dian Nendi)
Seikat mawar
Dijual penyamun
Di jalanan
Di bawah lampu merah
Diantara simpang-siur kemacetan
Adu-tawar dan perdebatan
Menjadi warna
Peradaban
Dari mulut ke mulut
Dari hari ke hari
Harum mawar laksana topan
Memporak-porandakan kedamaian
Terang bulan diatas klopak trotoar
Seikat mawar
Yang dijual penyamun di jalanan
Tak lebih dari sepasir janji
Yang butirnya
membuat matamu buta
Dan kau
Tak bisa lagi meraba
di mana
Keadilan itu bertahta
Sabtu, 21 Mei 2011
Puisi Rahasia Api, Salju, dan Diriku
RAHASIA API, SALJU, DAN DIRIKU
Karya : Abdul Azis Sukarno
Rahasia api ada dalam panasnya
Rahasia salju ada dalam dinginnya
Rahasia diriku ada dalam cinta
Panas, dingin, dan cinta tak bisa diurai dengan apapun
Kecuali dengan merasakannya
Dekatilah api, jika kau ingin terbakar hangus
Dekatilah salju, jika kau ingin menggigil beku
Dekatilah diriku, jika kau ingin bahagia selalu
Terbakar, menggigil, dan bahagia, bukan penyebab siapapun
Melainkan kitalah yang memilihnya
Kitalah yang menciptakannya
Kitalah yang membuat mereka benar-benar ada
Rahasia api, salju, dan diriku adalah rahasia hidup
Yang mesti engkau singkap
Dengan binar mata hati seorang penyingkap
untuk menemukan seberapa tebalkah
tabir misteri yang meliputinya
Puisi Guman Penghabisan Seorang TKW
GUMAM PENGHABISAN SEORANG TKW
karya :Mega Vristian
segalanya kemudian menjadi temaram
ketika senja direnggut malam
dan kereta ajal tiba menjemput di tiang gantungan
hari datang dan pergi
menjinjing selaksa teka-teki
kemungkinan pun gerbang tak terkunci
sedang ajal dan duka
menunggu di tikungan
menyergap harapan
selamat tinggal tak sempat terucap kepadamu, nak saat kereta tiba
mayatku diturunkan dari tiang gantungan
dicatat di satudua kalimat oleh koran-koran
"hari ini seorang tkw indonesia telah digantung hukum singapura"
lalu hilang di lubuk malam
orang-orang tak menyimpan arsipnya
di bekas roda kereta maut yang tiba dan berlalu jelas benar kemiskinan memerosotkan martabat
keadilan hanyalah kata-kata manis bagi orang tak berdaya tak masuk hitungan dalam politik
segalanya kemudian menjadi temaram
ketika senja direnggut malam
dan kereta ajal tiba menjemput di tiang gantungan
aku bergumam sendiri menggumamkan duka penghabisan
mengumamkan kembara tkw
martabat terlalu jauh sudah diperosotkan kemiskinan
(Hong Kong, Mei 2004.)
Kamis, 19 Mei 2011
Puisi Aku Ingin Pulang | S Retno Indaryanti
AKU INGIN PULANG
Karya : S. Retno Indaryanti (Lie Phan)
Dulu……
‘Kalau saja…….mungkin sekarang……’
‘Seandainya……barangkali saat ini…..’
‘Seharusnya ……jadi kita sudah……’
Aku mengetuk jendela kamarku
Meruntuhkan salju yang menggunung
Memberikan panorama yang bersih, putih
Memberikan keamanan jiwa ragaku……
Betapa bedanya dengan negeriku yang penuh warna
Aku merindukan hijaunya permadani sawahku
Aku merindukan bau amis pantaiku
Aku merindukan sejuknya pegununganku
Aku merindukan suara-suara pedagang pasarku
Aku sungguh merindukan negeriku……
‘You miss something, Dady?’ aku diam saja
‘You will go home, Dady!’ akupun diam saja
Gadis kecil pirang ini memberikan tissue,
untuk menghapus deras air mataku,
karena aku tidak punya jawaban………
aku memasuki gedung megah bertingkat puluhan,
menuju loket dan mengeluarkan tanda diriku,
‘Are you Indonesia, Sir?’ sepercik senyum asia menyapaku
Aku tertegun sejenak…… (mengangguk dalam hati?
‘No!’ suaraku menikam jantungku…..
Kalau saja dulu…..
Puisi Ilmu | Puisi Tentang Ilmu
ILMU
Karya : Doni WS
Ku buka buku helai demi helai
Ku baca kata demi kata dengan hati
Ku tulis semua makna dan arti
Ilmuku tak terasa berat ku bawa
Ke ingin tahuanku tak malu bertanya
Biar semua tahu itu apa
Biarku jawab itu semua
Karma ku tahu itu jawabannya
Otaku tak ingin beku
Pikiranku selalu ingin tahu
Karena pengetahuanku aku jadi lugu
Puisi Impian Yang Tertunda | Zunita F
IMPIAN YANG TERTUNDA
Karya : Zunita F
Dan pada langit, pernah terucap suatu ikrar
Tentang kedamaian, tentang persaudaraan
Juga pada angin, pernah terbisik suatu harapan
Tentang luka untuk disembuhkan
Atau pada tanah, pernah tertanam cita-cita
Kebersamaan ‘kan tumbuh dengan suburnya
Lalu ikrar hanya sebatas ikrar, saat damai tak terdefinisikan
Harapan pun tersamar di tengah kemarau perseteruan
Pun cita-cita kian tak berdaya menghadapi keterpurukan
Hingga langit, angin maupun tanah hanya selamanya diam
Ketika keinginan, selalu tertunda
Selanjutnya, kapan kita ‘kan mantapkan langkah
‘tuk raih s’gala impian, sebuah “negeri di awan”
(Ibu sudah terlalu lama menanti pertiwi menggeliat)
Puisi Sepanjang Menangis | Ayid Suyitno PS
SEPANJANG MENANGIS
Ayid Suyitno PS
sepanjang menangis
airmata telah menjelma pengembara
lupakan tanah air kenangkan negeri asing
dada perih dalam derita tiada akhir
wajah telah kehilangan bentuk
telah berapa banyak mimpi terpenggal?
kenyataan senantiasa memanggil!
telah berapa panjang jalan ditempuh?
kelokan tiada pernah habisnya!
telah berapa luas sabar menggelepar?
begitu sempit batas kepapaan!
panas lebih berkuasa dari dingin
kelam lebih tersebar dari terang
hidup seperti seorang pencundang
terkapar lapar di lorong kesengsaraan
mana lagi tempat berpijak pasti
senantiasa jalan-jalan kehilangan
jangan panggil tuhan dengan suara parau
Puisi Indonesia Bersatulah | Jeffri Rahmanda Putra
INDONESIA BERSATULAH
Karya : Jeffri Rahmanda Putra
Ketika kincir-kincir garam
Mulai mengayuh pedalnya
Pertanda malam segera tiba
Riuh camar laut
Geleparan ikan segar tangkapan
Menambah ramai
Suasana laut sore itu
Lelaki tua menyeka peluhnya
Dia tersenyum…..
Sambil berbisik dia mengucap
“ini hasil lautku hari ini”
Dia senang,
Meskipun rembulan tak lagi mempertontonkan keindahan tubuhnya
Mungkin dia malu pada laut
Atau terlelap dibalik gugusan bintang
Itulah wajah dibalik Negara kita
Semampu apa
Kita bisa menyatukannya
Sajak Jenaka Politik | Sajak Lucu Tentang Politik
JENAKA POLITIK
Abdul Latip Talib
Politik itu maknanya siasah
bertujuan untuk jadi pemerintah
bukan untuk menjajah
bukan untuk berpecah belah.
Politik itu sangat mudah
Kalau cuma hendak memangkah
politik itu jadi susah
Kalau masing-masing hendak memerintah.
Orang politik bermacam kisah
ada kena sanjung ada kena ludah
ada skandal sudah terdedah
banyak rahsia yang belum pecah.
Orang politik nampak gagah
kerana mereka tak mahu kalah
ada yang amalkan manisan lebah
ada yang amalkan kacip siti fatimah.
Ada pula yang serba salah
tahun 2005 menjelang sudah
janji dibuat mesti serah
Ada yang kata alhamdulillah
Nak menang pilihan raya bukannya mudah
Kena jaga hati rakyat di bawah
ampu sana ampu sini kata sedekah
Tapi rupanya suruh pangkah.
Abdullatip
Jelebu
Sajak Jenaka Malam Pengantin
JENAKA MALAM PENGANTIN
Abdul Latip Talib
Majlis pernikahan dah selesai
tetamu sudah balik si ayah mengelamun sendiri.
Di kamar pengantin kedua mempelai asyik membelek hadiah-hadiah
si ayah pasang telinga mendengar perbualan.
Kedua pengantin sedang membelek sepasang kasut
hadiah dari tetamu yang datang.
" Nak cuba pakai malam ni , bang." pengantin perempuan bersuara
berdebar dada si ayah mendengarnya.
" Boleh saja biar abang masukkan?"
Pengantin lelaki menyarung kasut di kaki isterinya.
"Tak muat bang, sempit oh sakitnya." Ternyata kasut bukan saisnya.
"Kalau Tak muat nak buat camana?" Pengantin lelaki gundah suaranya.
" Sapu air liur…!" Si ayah bersuara
Ketawa pengantin berjela-jela.
Ternyata si ayah silap sangka.
Abdullatip
Jelebu
Sajak Orang Asli Yang Cerdik | Abdul Latip Talib
ORANG ASLI YANG CERDIK
Abdul Latip Talib
Sepasukan anggota polis sedang buat sekatan jalan raya
lalu orang asli membonceng motor membawa isteri dan anak-anaknya
"Awak dari mana?" tanya polis
"Dari belakang ke depan,tuan" jawab orang asli.
" Saya tanya yang betul!" kata anggota polis
" Saya jawab yang betul." jawab orang asli
" Kenapa tak pasang lampu motor?" tanya polis
"Orang gila saja pasang lampu waktu siang." jawab orang asli
" Awak salah!" anggota polis itu marah.
" Motor eden punya, anak eden punya,
bini eden punya, kenapa pulak salah?"balasnya.
" Awak tak takut masuk lokap?" gertak anggota polis
" Makan free, minum free, rumah free apo eden nak takut," balas orang asli.
Anggota polis geleng kepala.
Abdullatip
Jelebu
Rabu, 18 Mei 2011
Tuan, Tak Kujual Bangsa Ini | Puisi Nasionalisme
TUAN, TAK KUJUAL BANGSA INI
Karya : Dian Hartati
Negeri ini tuan, tak akan kugadaikan
Hanya demi sejarah yang bungkam
Peristiwa demi peristiwa ganas
Telah banyak melecutkan pengorbanan
Jiwa-jiwa banal penuh semangat
Deras katakan takkan sisakan amarah
Tuan, dengarlah
Aku tak akan menjual sebentuk kenangan
Karena pertiwi adalah jiwaku
Mengakar di hati
Seumpama rundukan padi
yang kini terendam air mata
Kilasan itu tentu saja menjengahkan
Badai datang silih berganti
Meminang nasib sang negeri
Duhai tuan,
Betapa licik dan picik jalan pikiranmu
Membungkus semua dalam keping-keping mata uang
Bunyi gemerincing yang pilukan hati
Jangan pernah lupa
Di sini, tuan lahir dan dibesarkan
Di tanah ini tuan meninggalkan jejak petilasan
Ayo tuan,
Ikutlah denganku
Kita bergegas meninggalkan batas
Ketaksadaran
Puisi Sang Pejuang | Puisi Tentang Pejuang
SANG PEJUANG
Karya : Euis Rohayati
Kudengar sang pejuang meringis
Menahan sakitnya jiwa yang teriris
Walau tubuh penuh luka
Namun semangat dalam dada tetap membara
Kulihat sang pejuang tertatih
Walau merintih menahan perih
Senyumnya siratkan harapan sebuah kemenangan
Matanya berkata “akulah yang akan kibarkan bendera kemerdekaan?”
Kutatap wajah sang pejuang
Tampak guratan saksi perang
Wajah kusamnya menyiratkan sebuah makna
Bahwa perang akan berlangsung lama
Puisi Barangkali Fitnah | Puisi Tentang Fitnah
BARANGKALI FITNAH
Abdul Latip Talib
Fitnah lebih kejam dari membunuh Surah al Baqarah ayat 191
Barangkali manusia dijadikan pelik
Suka menabur fitnah
barangkali mereka rasa seronok
dapat melampias dendam kesumat
Barangkali semua dah tahu
Fitnah memutus tali sahabat
hilang keyakinan musnah kasih sayang
Barangkali elok di riwayatkan
Kerana fitnah Nabi Yusof dipenjara
Kerana fitnah Tuah dan Jebat sengketa
Kerana fitnah budak pintar di bunuh raja
Kerana fitnah Sang Rajuna Tapa derhaka
Kerana fitnah Mahsuri di sula
Kerana fitnah idola di penjara
Barangkali fitnah ada di mata kita
Barangkali fitnah ada di rumah kita
Barangkali selepas ini
entah giliran siapa jadi mangsa.
AbdullatipJelebu 6.2.2004
Puisi Aku dan Cinta | Abdul Latip Talib
AKU DAN CINTA
Abdul Latip Talib
Tuhanku
aku ingin tersenyum
dalam mahligai syahdu
meski pun dalam angan-angan
semoga bahagia membalut jiwa ini
Yang hanya milik-Mu
Tuhanku
cinta itu tertanam di hati
halus bagai benang sutera
lembut bagai sentuhan sayap kupu-kupu
jangan biarkan aku menangis sendirian
Temani aku dengan ribuan mawar merah
aku ingin menari dan menyanyi
bersama tiupan angin syurga.
Tuhanku
Kutitipkan segumpal rindu ini di puncak salju
semoga matahariMU terus bersinar
dalam irama yang lembut
aku sujud di hadapan-Mu
Semoga bahagia ini miliku
Yang abadi.
Jelebu, 23.9.2003
Puisi Cinta Allah | Izinkan Aku Mencintaimu Semampuku
IZINKAN AKU MENCINTAIMU SEMAMPUKU
Abdul Latip Talib
Tuhanku
aku mula belajar mencintaiMu sejak kecilku
melalui asuhan ayah dan ibu
melalui madah Tuan Guru
lembaran wahyuMU kupelajari
sabda nabiMU kuhayati
masih terpahat dalam ingatan.
Tuhanku
aku tidak mampu mencintaiMU seperi Saidina Abu Bakar
Sanggup menyerahkan seluruh hartanya
atau seperti Saidina Omar
Yang menyerahkan separuh hartanya
demi mencari keredhaanMU
izinkan aku mencintaiMu
melalui amalku yang singkat
dan sedekahku yang sedikit.
Tuhanku
aku tidak mampu mencintaiMU
melalui solat yang kusyuk
Seperti Saidina Ali
Tidak Berasa sakit
walau panah menembusi kaki
zinkan aku mencintaiMU
melalui solat yang kulakukan dalam waktu yang terbatas
Tuhanku
Izinkan aku mencintaiMU
dengan mencintai isteri dan anak-anakku
saudara-saudaraku
sahabat-sahabatku
dan orang-orang alim di kalangan kami.
Tuhanku
Izinkan aku mencintaiMU semampuku
betapa kerdilnya diri inI
di sisi kebesaranMU.
Jelebu, 8.9.2003
Puisi Selayang Pandang | Selendang Sulaiman
Selayang Pandang
Selendang Sulaiman
Tiada terbersit di benakku
Untuk menatapmu lebih lama
Wajahmu sepi tak berembulan lagi
Terbungkus canggung ilalang
Sampai kapan kemunafikan
Kau agungkan dalam cadarmu
Mawar di balik durimu
Julurkan semerbak wangi
Tak seharusnya kau sirami bungamu
Dengan kucuran darah kumbang
Dan bila hatimu dimeranai olehnya
Betapa hidup ini hanya tirani
01 2008
Selasa, 17 Mei 2011
Contoh Puisi Tema Pendidikan | Apa Kabar Pendidikan Negeriku
APA KABAR PENDIDIKAN NEGERIKU
Karya : Dian Hartati
Sampai kini aku tak tahu
Apakah titel sarjana yang dibangga-banggakan ayahku dulu
Dapat menyambung lambungku, istriku dan anak-anakku
Tujuh belas tahun sudah segudang uang di lumbung keringat ayah-ibuku
Kuhabiskan di meja pendidikan
Namun aku tetap tak mampu memberi anak-anakku sesuap makan
Tujuh belas tahun sudah kuhabiskan waktuku di ruang gerah sekolah dan kuliah
Namun tak memberiku otak brilian dan keterampilan yang sepadan
Aku hanya terampil menyontek garapan temanku
Aku hanya terampil membajak dan menjiplak karya negeri orang
Aku terampil mencuri ide-ide, bukannya mencipta
Apa kabar pendidikan negeriku,
Adakah kini kau sudah berbenah
Sehingga anak cucuku akan dapat merasai sekolah yang indah
Dan masa depan yang cerah?
Puisi Kehidupan | Kakiku Telah Jauh Berjalan
KAKIKU TELAH JAUH BERJALAN
Karya : Euis Rohayati
Kakiku telah jauh berjalan
Menapaki segala jejak-jejak kehidupan
Entah berapa ribu jalan telah dilalui
Entah berapa ribu langkah telah ditapaki
Kakiku telah jauh berjalan
Kadang dia jatuh berlumur darah
Kadang dia tertatih menahan lelah
Kadang dia merangkak menahan beban
Kakiku tetap tegak berjalan
Walau tanpa alas penahan panas
Walau tanpa sarung penahan dingin
Walau keringat harus terkuras
Kakiku tetap tegak berjalan
Mencari arah menuju kebahagiaan
Dan kakiku akan tetap tegak berjalan
Meninggalkan segala penderitaan
Puisi Hatiku, Hatinya, Hatimu | Deden Maqsudi
HATIKU,,HATINYA,,HATIMU
Karya : Deden Maqsudi
Yang di sana !! cobalah ke sini
Yang di situ !! cobalah ke mari
Yang di atas !! cobalah ke bawah
Hiii,,yang di bawah !! jangan diam saja
Aku ingin bertanya satu hal!
Ya,,,ada hal lain juga sih.
Kenapa sih gak bisa Satu?
Kenapa sih gak bisa diam?
Kenapa sih jadi diam?
Kenapa sih gak bisa mengerti?
Kenapa sih gak bisa sabar?
Kenapa sih,, dan masih banyak sih lainnya,,untuk kalian!
Aku cuma butuh pengertian kalian
Cobalah jalani hidup dengan hati jangan pakai kepala!
Masih gak mengerti? Lebih baik rendahkan dulu volume pribadimu
Dan kita bertanya dengan hati,,,hati,,,dan hati,,,
Puisi Rencana Sepuluh Hari Ke Depan | Dian Hartati
RENCANA SEPULUH HARI KE DEPAN
Karya : Dian Hartati
Ketika bijak berbicara
Apa yang hendak kau sampaikan
Mengenai amarah alam
Yang tak juga hentikan setiap luapan
Daratan jadi lautan
Malam bertambah kelam
Sementara bisu kampung-kampung tak juga reda
Ini adalah serapah hari
Tanggul-tanggul pecah
Mulut telah lelah meminta petuah
Sampaikan pada penguasa langit
Apa rencana sepuluh hari kedepan
Ruang itu hilang sudah
Tenggelam bersama harapan
Petak kenangan yang tak mungkin hadir kembali
Ketika bijak berbicara
Apa yang hendak kau sampaikan
Mencari celah di setiap alir kerinduan
Masa kecilpun hilang
Sawah ladang raib dalam sekejap waktu
Di mana lagi tempat pijakku
Sementara tanah-tanah kini tak terlihat
Pohonan tinggal puncak yang ranggas
Bubungan begitu lindap di mata
Masih lekat dalam ingatan
Semburan itu mengawali segala kisah
Mengumpulkan segelintir orang
untuk merencanakan kerja
sepuluh hari ke depan
Puisi Nyanyian Sunyi Kemiskinan | Bayu Gautama
NYANYIAN SUNYI KEMISKINAN
Karya : Bayu Gautama
Tadi malam buta
Setelah matahari tidur
Aku menggadaikan nyawaku
Pada seorang lintah darat
Yang biasa mencekik orang-orang di kampungku
Aku ingin pagi nanti
Setelah matahari bangun
Aku bisa pergi ke pasar cicadas
Membeli tahu,
Kangkung,
Juga beras
Yang harganya semakin sombong
Tidak mau lagi bersahabat dengan orang-orang sepertiku
Tapi setelah pulang dari pasar aku pasti bingung
Uangku habis
Dan lusa esok
Nyawaku pasti sudah dijual lintah darat
Dan di beli saudagar kaya
Dengan harga lebih tinggi
Puisi Terbaik Harkitnas | Wajah Negeriku
WAJAH NEGERIKU
Karya : S. Retno Indaryanti (Lie Phan)
Aku membuka mata kecilku
Gelap dan dingin, emak masih mendekap aku
‘aku mau main, mak!’
“tidak bisa Nak, langit sedang marah’.
Aku membuka mata kecilku besoknya
Gelap dan lebih dingin dan sangat pengap
‘aku ingin main, Mak!’ aku berbisik menggema
‘Nak, kita tidak lagi bisa keluar rumah’
Emakku mencari mulut kecilku, memberikan susunya
Aku mulai merasa hangat, ‘Emak takut?’ bisikku
‘Emak tidak ada waktu untuk ketakutan, Nak
Emak sibuk meminta ampun’
Kepala kecilku berdengung oleh suara Emak
‘kenapa lama sekali emak meminta ampun?’
‘Nak, banyak sekali nama yang harus emak sebut
untuk dimintakan ampunan pada Tuhan…….’
Aku membuka mata kecilku
Setitik cahaya mengintip menyilaukan,
Dan suara orang-orang ramai menggali rumahku
“Allah Maha Besar …..mereka selamat!”
Untuk pertama kalinya dalam hidupku,
Aku melihat senyum terindah wajah emakku
Dan aku bernazar, suatu saat yang sama kelak……
Emak tidak menyebut namaku…….
Juara I
Kebangkitan Nasional 2007
100 Puisi Terbaik Perhimpunan INTI
Senin, 16 Mei 2011
Puisi Selamat Hari Jadi, Isteriku | Abdul Latip Talib
SELAMAT HARI JADI, ISTERIKU
Abdul Latip Talib
Selamat hari jadi, isteriku
kuucap terima kasih
Kerana engkau setia di sampingku
tidak pernah berkata jemu
engkau berkhidmat penuh kerelaan
tanpa menuntut bayaran.
Selamat hari jadi, Isteriku
Kuucap terima kasih
Kerana engkau rela aku jadi suamimu
tidak pernah menyesal
sanggup melahir zuriatku
dan berjaya mengasuh mereka.
Selamat hari jadi, Isteriku
Kuucap terima kasih
Kerana sanggup berkongsi suka duka
dan membuat aku merasa bahagia
takdir menemukan kita
engkau satu dalam sejuta
aku berteduh di bawah pohon kasihmu.
Selamat hari Jadi, Isteriku
Kuucap terima kasih
Kerana engkau rela
menjadi tua bersamaku.
3.8.2003
Puisi Religi Islami | Tasbih
TASBIH
Abdul Latip Talib
Ketika bertemu seorang sahabat
baru pulang dari tanah suci
aku dihadiah sekalung tasbih
harganya tak seberapa
tapi nilainya amat tinggi.
Setiap pagi, petang dan malam
Kuhitung biji-biji tasbih
Ia bukan sekadar hitungan biasa
ada kesedaran dan keinsafan
Pasrah dan keyakinan
Pada-Mu, Tuhan.
kupetik biji-biji tasbih
kuseru nama-MU
ruang hatiku terbuka luas
Dikau sentiasa dalam mindaku
memerhati penuh kasih sayang
setiap malam
Kudengar biji-biji tasbih berbisik
kamilah penghubung
antara kasih dengan benci
antara engkau dengan Yang Esa
antara Syurga dengan Neraka.
1hb July 2003
Puisi Pesan Buat Suami | Abdul Latif Talib
PESAN BUAT SUAMI
Abdul Latip Talib
Wahai suami bergelar ayah
lindungi zuriatmu dengan kasih sayang
marah berpada dengan kenakalannya
jangan hamburkan kata-kata nista
Kerana kata-katamu adalah doa
yang tiada hijabnya.
Wahai suami penyambung zuriat
berilah perhatian kepada kaum kerabat
eratkan silaturrahim
bantu yang memerlukan
ziarah yang mendapat kemalangan.
Wahai suami pemegang amanah
hormatilah isterimu
Jangan pandang seperti lalat
berilah perhatian, sentuhan dan kasih sayang
Jika ada salah silapnya
Jangan sakiti hatinya
Fikir cara terbaik membentuknya.
Wahai suami pelindung kasih
cintailah isterimu sepenuh hati
dialah ibu kepada anak-anak
Penjaga harta dan rumah tangga
teman paling akrab
tempat berkongsi suka duka.
Wahai suami tonggak keluarga
Bersoleklah untuk isteri
Sucikan diri dan hati
merdukan suara
dengan madah dan seloka
Ulangi yang isterimu suka
jangan remehkan keinginannya
Jangan butakan hatimu
pada kecantikannya
pada pengorbanannya
setialah pada kalimat
"Kau adalah isteriku".
15.06.03
Puisi Dirgahayu Buat Ayah | Abdul Latip Talib
DIRGAHAYU BUAT AYAH
Abdul Latip Talib
Ayah Mahkota kasihmu
kutatap dan kudakap
Puing-puing rindu menyepuh istana hati
alangkah sepinya Pulau Pandan
betapa jauhnya Laut Oman
hari ini kukalung doa
berbahagialah ayah.
Ayah
Jasamu terpahat di mana-mana
nasihatmu tersimpan kukuh di hati
Semangatmu mengental di sanubari
dengan keringat dan air matamu
akar budaya diri ini kukuh
seperti tertegaknya keraton jawa.
Ayah
Istana bahagia ini ayah bina
bersama warna warni kehidupan
bersama rentetan kesengsaraan
semangat dan pengorbanan ini
menjadi nafas kedaulatan keluarga
dan hari ini
teratai berkembang mekar
disinari mentari pagi
dirgahayu buatmu, ayah.
Jelebu N.S 15.06.03
Biografi Abdul Latip Talib
Biografi Abdul Latip Talib
Abdul Latip bin Talib dilahirkan di Kampung Ulu Seperi Rembau Negeri Sembilan pada 2hb Jun 1954, pernah bekerja sebagai pegawai ladang FELCRA selama 20 tahun dan kini merupakan penulis sepenuh masa. Beliau menulis dalam pelbagai genre seperti sajak, cerpen, rencana, drama tv dan novel. Sehingga kini telah menghasilkan 20 buah novel kanak-kanak, remaja dan dewasa. Kini menumpukan penulisan novel sejarah dengan PTS. Antara karya yang telah diterbitkan Salahudin Penakluk Jerusalem 2007, Khalid Memburu Syahid 2007, Ikramah Penentang Jadi Pembela 2007, Tariq Menang atau Syahid 2007, Si Bongkok Tanjung Puteri 2007, Setelah Roboh Kota Melaka 2007, Abu Bakar Sahabat Sejati 2008, Sultan Muhamad al fateh 2008, Leftenan Adnan Wira bangsa 2008, Hikayat Amir Hamzah jilid 1, 2 dan 3 2008.Ketekalan beliau menghasilkan karya telah melayakkan beberapa buah karya beliau merangkul pelbagai anugerah. Antaranya Sayembara Cerpen Berunsur Islam, Sayembara Cerpen Perpaduan, Hadiah Sastera Utusan dan Sayembara Cerpen dan Puisi Negeri Sembilan. Novel Beraraklah Awan Pilu memenangi Hadiah Sastera Utusan 2005. Randau Ruai memenangi Sayembara Menulis Novel Sarawak 2005 dan terbaru novel sejarah Perang Jementah dan datuk Moyang Saleh memenangi hadiah sayembara menulis novel sejarah Johor 2007.Abdul Latip yang kini menetap di Jelebu Negeri Sembilan pernah menerima Anugerah Sastera Negeri Sembilan 2005 dalam genre cerpen dan esei. Dan sekali lagi pada tahun 2007 dalam genre novel remaja.Beliau dikurniakan Pingat Khidmat Cemerlang Masyarakat (PMC) oleh kerajaan Negeri Sembilan pada tahun 2007
Abdul Latip bin Talib dilahirkan di Kampung Ulu Seperi Rembau Negeri Sembilan pada 2hb Jun 1954, pernah bekerja sebagai pegawai ladang FELCRA selama 20 tahun dan kini merupakan penulis sepenuh masa. Beliau menulis dalam pelbagai genre seperti sajak, cerpen, rencana, drama tv dan novel. Sehingga kini telah menghasilkan 20 buah novel kanak-kanak, remaja dan dewasa. Kini menumpukan penulisan novel sejarah dengan PTS. Antara karya yang telah diterbitkan Salahudin Penakluk Jerusalem 2007, Khalid Memburu Syahid 2007, Ikramah Penentang Jadi Pembela 2007, Tariq Menang atau Syahid 2007, Si Bongkok Tanjung Puteri 2007, Setelah Roboh Kota Melaka 2007, Abu Bakar Sahabat Sejati 2008, Sultan Muhamad al fateh 2008, Leftenan Adnan Wira bangsa 2008, Hikayat Amir Hamzah jilid 1, 2 dan 3 2008.Ketekalan beliau menghasilkan karya telah melayakkan beberapa buah karya beliau merangkul pelbagai anugerah. Antaranya Sayembara Cerpen Berunsur Islam, Sayembara Cerpen Perpaduan, Hadiah Sastera Utusan dan Sayembara Cerpen dan Puisi Negeri Sembilan. Novel Beraraklah Awan Pilu memenangi Hadiah Sastera Utusan 2005. Randau Ruai memenangi Sayembara Menulis Novel Sarawak 2005 dan terbaru novel sejarah Perang Jementah dan datuk Moyang Saleh memenangi hadiah sayembara menulis novel sejarah Johor 2007.Abdul Latip yang kini menetap di Jelebu Negeri Sembilan pernah menerima Anugerah Sastera Negeri Sembilan 2005 dalam genre cerpen dan esei. Dan sekali lagi pada tahun 2007 dalam genre novel remaja.Beliau dikurniakan Pingat Khidmat Cemerlang Masyarakat (PMC) oleh kerajaan Negeri Sembilan pada tahun 2007
Puisi Tentang Anak Anak Kita
Anak Anak Kita
Sunardi KS
anak-anak kita merangkai jaman
tertatih-tatih berjalan
menapaki masa depan
mereka seringkali digoda cakrawala
dikejar menghindar
dibiarkan tak bisa pudar
langit melengkung
nasib tiap hari seperti lembayung
mereka seringkali digoda bayang-bayang
membelakangi sinar mengejar
menghadapi dikejar
kita semakin cemas
angin terlalu ganas
hari hari kian getas
anak anak kita disah jaman
pikiran-pikiran kita tak bisa menerobos
semakin keropos
anak-anak kita titipan angin
tergantung ke mana diayunkan
Jepara, 2009
Puisi Tiba-Tiba | Sunardi KS
Tiba Tiba
Sunardi KS
tiba-tiba kau gundah
ingin merenggangkan huruf-huruf bersamaku
pasti ada angin kemarau kacau
hatimu kesal
di depan ada minyak tanah tumpah
hati-hati menyalakan geretan
di kamar tidur
tak ada kusut spray kasur
tiba-tiba angin kencang
rumpun bambu di depan rumahku
bergerak seperti kipas
bersabarlah jangan ke luar rumah
agar tak mudah terpengaruh gerah
ada yang mulai tak senang
dan kau berdiri di depan pintu
dihembus angin berlalu
tiba-tiba aku bisa menjadi telaga
yang tak ada ombak
Jepara, 2009
Puisi Anjangsana Angin | Sunardi KS
Anjangsana Angin
Sunardi KS
barangkali wajah kita jadi
kian asing
waktu seperti gasing
dicerca hari-hari dan beban jaman
tak ada sapa
saling melupa dalam jumpa
tak sengaja sia-sia
atau barangkali hanya
klakson atau lampu
menghapus cemburu
ada saja yang jadi guru
di setiap waktu
kita percaya pada ujung jari
tak perlu repot mencari
perjumpaan hilangnya kesempatan
(batu-batu kepergok
berbenturan memercikkan api)
barangkali wajah kita jadi kian asing
waktu seperti gasing
dunia menyempit dalam saku
- jangan terlalu sederhana!
Jepara, Januari 2010
Puisi Ilalang | Puisi Tentang Ilalang
Ilalang
Sunardi KS
jangan paksakan angin mengumandangkan ilalang
batang-batang
yang kaku akan mudah patah
biarlah ia menemukan kekuatan
di sela bebatuan menusuki cadas
biarkan ia menemukan
angin lalulalang
menemukan kesegaran impian
rumput-rumput liar
tak mudah kau pindah
ke pot-potmu yang sempit
atau ke taman yang kau buat
dengan tangan
biarlah sebatas kupu atau kumbang
yang datang atas keindahan kembang
tetapi ilalang menemukan ketenangan
di bibir jurang
menjaga longsor tebing
jangan bakar ilalang kering
akan mudah tumbuh di cadas
runcing
Jepara, Januari 2010
Puisi Jangan Macam Macam | Sunardi KS
Jangan Macam Macam
Sunardi KS
dan karena batu-batu
dan karena memang batu
lalu cemburu jadi seteru
perang barata yudha
pada jaman batu
oleh batu-batu
bermimpi di ranjang tidurmu
dipanggung angan-angan
runtuhnya awan
langit penuh bintang
jadi milik seorang
tak boleh ada yang ikut-ikutan
siku-siku gatal ditajamkan
lirikan ditajamkan
kaki injak-injakan
di bawah meja makan
meski tangan-tangan bersalaman
kuucap selamat datang
selamat menyerahkan
atau mengikhlaskan
meski kau paksakan
jangan banyak kata
kalau tak mau
dimaknai dengan lain bahasa
Jepara, januari 2010
Puisi Wedang Jahe Untuk Mas Beye | Rama Prabu
Wedang Jahe Untuk Mas Beye
Rama Prabu
wedang jahe untuk mas beye
selamat datang diangringan ujung tikungan
perempatan malioboro
ada empat jurusan, jika mas beye ingin sowan lurus terus ke kraton
jika mas beye ingin nyekar di makam Sudirman
belok kiri hingga jalan Kusumanegara
jika mas beye hendak cuci otak atau sekedar kontrol gula darah belok kanan
hingga rumah sakit Muhammadiyah
tapi jika mas beye ingin kembali ke malioboro, anda telah salah jalan
anda tak bisa melawan arus!
wedang jahe untuk mas beye
nasi kucing dan ceker ayam
tapi tunggu, cuci tangan sebelum makan
biar senapan tak meletus di mulut nakal
anda lihat mas beye?
anak-anak kami dilahirkan diantara debu tanah merapi dan malioboro
anak-anak Jogjakarta
kini mereka harus tahu arti harga diri
mereka paham arti kemerdekaan nagari
biar kaki diangkat sebelah, duduk miring di angringan
kehormatan di utamakan
sejarah terus dituliskan, dibacakan
wedang jehe untuk mas beye
jika kenyang ngobral kebodohan diri
antara asap arang dan gerimis tombak para legiun
datang saja ke gedung agung
disana pasti bertemu tuan Presiden
yang paham sabda hati rakyatnya.
wedang jahe untuk mas beye
jika selesai kunjungan kenegaraan
jangan sampai passport anda ketinggalan
karena disana tertinggal catatan merah
dari sikap yang salah arah
Bandung, 30 November 2010
Puisi Tema DPR | Anatomi Wakil Rakyat 2009
Anatomi Wakil Rakyat 2009
Asep Sambodja
inilah negeri demokrasi
yang paling wangi di planet ini
aku sepi sendiri
melihat bedak dan parfum
merias senayan, senayan kita
terbayang undang-undang menjadi skenario
pertunjukan drama paling menyedihkan
wakil-wakil rakyat kita pandai merias diri
selalu bermake up
produk partai-partai haus sensasi
partai politik yang memanfaatkan badut-badut
untuk menghibur anak-anak TK
inilah negeri demokrasi
yang belajar dari negeri hollywood
koboi-koboi duduk di bangku kekuasaan
artis-artis sinetron menjadikan legislatif
sebagai panggung sandiwara
yang penuh bedak dan gincu
produk partai-partai gincu politik
yang melecehkan akal sehat
dan kita siap tertawa
dalam duka
karena pelawak-pelawak
akan belajar serius persoalan politik
dan politikus-politikus produk parpol gincu
akan belajar serius jadi pelawak
ha ha ha
tidak lucu!
Citayam, 31 Oktober 2009
Pidato Rendra saat Menerima Achmad Bakrie Award 2006
Pidato Rendra saat Menerima
Achmad Bakrie Award 2006
Asep Sambodja
“Manjing ing kahanan
nggayuh karsaning Hyang Widhi
masuk dalam kontekstualitas
meraih kehendak Allah”
dengan rasa hormat
dan perasaan yang tulus
saya ucapkan terima kasih
kepada Freedom Institute
dan Keluarga Bakrie
yang dengan khidmat
meneruskan cita-cita dan laku kebajikan
almarhum Achmad Bakrie
“masuk dalam kontekstualitas itu
bekalnya rewes, kepedulian
dan sih katresnan, cinta kasih”
saya juga ucapkan simpati yang dalam
kepada Keluarga Bakrie
yang terlanda musibah
terseret dalam kemelut
yang diciptakan PT Lapindo Brantas
yang telah melakukan kesalahan fatal
dalam eksplorasi yang mengakibatkan banjir lumpur
di Jawa Timur
“ananingsung marganira
ananira marganingsung
aku ada karena kamu
kamu ada karena aku”
tiga desa telah tenggelam
dan tak bisa dihuni lagi
lima belas pabrik yang mempekerjakan 1.736 karyawan
terpaksa tutup
dan menimbulkan masalah sosial ekonomi
delta Sungai Brantas yang subur
yang proses pembentukannya berabad-abad
melebihi usia peradaban manusia
hancur tertimbun lumpur
untuk selama-lamanya
saya yakin
Keluarga Bakrie tidak akan berpangku tangan
dan pasti akan mengerahkan
segenap usaha untuk bertanggung jawab
atas kecerobohan pekerja
dan orang-orang di PT Lapindo Brantas
Citayam, 26 Oktober 2009
Sabtu, 14 Mei 2011
Puisi Kepada Yani | Widzar Alghifary
Kepada Yani
Widzar Alghifary
yan, tidurlah
jengkrik di luar pagar telah jelas terdengar
malam telah menelikung kita sampai ke akar
kita takkan bisa ke mana pergi
yan, kita boleh kalah terbuang bahkan disingkirkan
tapi kasih sayang, dia seluas samudera
takkan habis hanya karena satu atau dua orang datang;
merampoknya
yan, mabuklah
jika memang itu bisa membuatmu lelah
sampai kamu bisa istirah
tapi esok, kita tetap harus bekerja
mencatat semua yang lewat
merawat segenap luka dalam dada
dengan kesabaran yang kita punya
kita akan kembali menertawai dunia
yan, mabuklah!
sampai tangismu pecah di malam malam rekah
2008
Sajak untuk Kawan | Widzar Alghifary
Sajak untuk Kawan
Widzar Alghifary
jika malam ini aku sedih
sungguh, itu bukan bersedih karenamu
kesedihan, dia seperti musim
menyerbu kita tanpa pernah bisa kita melawan
jika malam ini aku bahagia
sungguh, itu bukan berbahagia karenamu
kebahagiaan, dia seperti cuaca
memaksa kita menerimanya begitu saja
dan malam ini, aku tidak sedang sedih atau bahagia
aku hanya ingin melihatmu tertawa
2008
Puisi Dalam Cermin | Widzar Alghifary
Dalam Cermin
Widzar Alghifary
kacamataku pecah, sayang
ada retak tepat di tengah dan semua jadi berbayang
senja berubah warna
ada jingga yang tak kukenal
juga merah yang terlalu rekah
tiba-tiba aku merasa menjadi kanak lagi
mempercayai segala yang khayali
mempercayai bahwa dalam cermin itu
dunia kita yang sesungguhnya sedang menunggu
dan kita cukup membuka pintu
memasukinya dengan rindu
2008
Puisi Soe Hok Gie | Mandalawangi - Pangrango
Mandalawangi - Pangrango
Soe Hok Gie
Sendja ini, ketika matahari turun
ke dalam djurang – djurangmu
aku datang kembali
ke dalam ribaanmu, dalam sepimu
dan dalam dinginmu
walaupun setiap orang berbitjara
tentang manfaat dan guna
aku bitjara padamu tentang tjinta dan keindahan
seperti kau terima daku
aku tjinta padamu, Pangrango jang dingin dan sepi
sungaimu adalah njanjian keabadian tentang tiada
hutanmu adalah misteri segala
tjintamu dan tjintaku adalah kebisuan semesta
malam itu ketika dingin dan kebisuan
menjelimuti Mandalawangi
Kau datang kembali
dan bitjara padaku tentang kehampaan semua
“hidup adalah soal keberanian,
menghadapi jang tanda tanja
tanpa kita bisa mengerti, tanpa kita bisa menawar
terimalah dan hadapilah”
dan antara ransel – ransel kosong
dan api unggun jang membara
aku terima itu semua
melampaui batas2 hutanmu,
melampaui batas2 djurangmu
aku tjinta padamu Pangrango
karena aku tjinta pada keberanian hidup
Jakarta 19-7-1966
Puisi Aku Mencintaimu Sederhana Saja | Helga Worotitjan
Aku Mencintaimu Sederhana Saja
Helga Worotitjan
Aku mencintaimu sederhana saja
Penjual dan pembeli Menawar dan belanja
Aku mencintaimu sederhana saja
Satu sapa dari hari kita Lalu berlalu dan aku kelu
Aku mencintaimu sederhana saja
Demi telingamu agar mendengar
Sebuah harga aku lacurkan
Jakarta, 3 Desember 2008
Jumat, 13 Mei 2011
Puisi Tentang Wakil Rakyat (DPR) | Ajinatha
WAKIL RAKYAT
Ajinatha
Wakil Rakyat itu mewakili rakyat
Harus merasa mewakili rakyat
Jangan merasa sebagai pejabat
Biar terasa dekat dengan rakyat
Wakil Rakyat kalau tidak mau dihujat
Sama rakyat, pikirkan nasib rakyat
Jangan jaga jarak sama rakyat
Ingatlah Anda bukan pejabat
Wakil Rakyat kalau tidak mau kualat
Jangan menyakiti hati rakyat
Lawan pemerintah kalau tidak pikirin rakyat
Itu kalau merasa mewakili rakyat
Wakil Rakyat Bukanlah Pejabat
Harus merakyat diantara rakyat
Tidak bersikap seperti pejabat
Yang menyikat hak-hak rakyat
Wakil Rakyat bukan alat pemerintah
Pengontrol kebijakan pemerintah
Bukan lembaga stempel pemerintah
Tidak tidur nyenyak disaat rakyat susah
Jakarta, 2 April 2011
Puisi Kabare Yogyakarta | Evi Idawati
KABARE YOGYAKARTA
Puisi Evi Idawati
Jika kau pandang lukisan-lukisan Kau akan
mendengar derap kaki kuda
yang menapak,
tembang kinanti di kejauhan
Mengiringi lentik jari perempuan
memegang canthing memoles kanvas sunyi
dari tiupan potret kini dan riuh tradisi
gerak tangan penari mendendang cinta
dibalik gemulai dan senyum purnama
Jika kau baca kisah dari kabar yang terdengar
derit pedal sepeda,
mencatatkan beragam kata
Kawruh, lakon dan laku kami
adalah magma dari budi pekerti
Bila kau berjalan, menapak pelan,
gendhing, gerak kaki dan tautan tangan Adalah penyatuan
"Pepanggihan kita bukan sekedar wicara.
Kau lihat, pendopo yang kita bangun ini
Adalah pertemuan ruh yang memahat abadi.
Pada namamu aku terukir. Bukalah regol ini.
Dan saksikan sesrawungan kami."
Jika kau pandang lukisan-lukisan
Engkau tahu, Jonggrang bermukim di dirimu, di setiap
sudut lintang memancarbunyi gamelan mendendang jaman.
Jogja 2009
Biografi Ayid Suyitno PS
Biografi Ayid Suyitno PS
Adalah lulusan jurusan Pendidikan Anak IKIP Jakarta. Diundang Dewan Kesenian Jakarta dalam Forum Puisi Indonesia 1987, Dialog Penyair Jakarta 1989, Sastra Jakarta 2003. Selain di berbagai media massa, puisi-puisinya termuat dalam kumpulan Empat Melongok Dunia (1984), Sketsa Sastra Indonesia (1986), Menatap Publik (1993), Batas Diam Matahari (1996), Jakarta, Jangan Lagi! (1997), Resonansi Indonesia (1998). Kumpulan puisi tunggalnya Penyair Luka (1985), Lagu Kesunyian (1996), Kabar Keluh (1996), Memelihara Cinta (1996). Tinggal di Tangerang.
sumber : riaupos.co.id
Puisi Tentang Perceraian | Snapshot Cerai
SNAPSHOT CERAI
Ayid Suyitno PS
kau cium tangannya saat hendak pergi kerja
kau lambaikan salam:
selamat berjuang suamiku!
kau berikan seluruh hidupmu kepadanya
tapi kau dikhianatinya juga
perkawinan itu misteri
bukan lapar yang bisa diatur rapi
perkawinan juga bisa
jadi kelelawar penghisap darah
perkawinan bukan tidak mungkin
santun sesuai sabdaNya
jangan tangisi perpisahan
yang harus terjadi
Puisi Tentang Manusia | Ayid Suyitno PS
MANUSIA
Ayid Suyitno PS
sesungguhnya Allah Maha Baik
IA rakhmati
segala yang dihidupkanNya
jangankan manusia
tetumbuhan pun juga
tapi manusia bukan tetumbuhan
manusia bergerak tetumbuhan menjalar
manusia berpikir tetumbuhan pasrah
manusia bukan pula binatang apalagi iblis
meski perbuatan manusia
bisa lebih biadab dari binatang atau iblis
manusia harus punya hati malaikat
demi selamat dunia akhirat
Bekasi, April 2009
Puisi Tentang Rahasia Hidup | Ayid Suyitno PS
RAHASIA HIDUP
Ayid Suyitno PS
rahasiaMu tetap rahasia
misteri yang tersimpan rapat
di dinding kehidupan
tak bisa dirobohkan
dengan kekuatan apapun juga
tampak oleh kita
sang durjana menyebar kebaikan
sang baik hati ditimpa kemalangan
sang malang berubah jadi perkasa
itu semua kehendakMu rahasiaMu tetap rahasia
agar kita tetap berpegang teguh
pada kebenaran
Bekasi, April 2009
Puisi Cobaan | Puisi Tentang Cobaan Hidup
COBAAN
Ayid Suyitno PS
kenapa kepedihan datang lagi
dalam kehidupanku kali ini
di saat aku siap dan waspada
aku paham apa yang kini kualami
hanya ujianMu semata
seperti waktu-waktu sebelumnya
aku akan kuat menjalani
Bekasi, April 2009
Puisi Buat Sahabat | Karya Ayid Suyitno PS
BUAT SAHABAT
Ayid Suyitno PS
kekerasan macam apakah yang membayang
saat rimba gelap itu kau masuki
kita pernah kehilangan dan tanpa pegangan
ketika terkapar di lembah kegalauan
jangan pernah berpikir
untuk hanya aman
dalam airmata deras mengucur
dalam keringat basah mengalir
tak perlu darah memancar
meski kata orang
airmata keringat darah perlu
demi masa depan membanggakan
berjalan di garis iman
penuh kepastian
genggaman Tuhan
Jakarta, April 2007
Kumpulan Puisi Tentang Motivasi
Sekian Lama kita bersama,,dalam susah,senang,sepi saling berganti,,tapi kamu,kamu dan kamu selalu ada menemaniku,,dan kita selalu bersama dengan canda,tawa, maka itulah Persahabatan,,Tak kusangka waktu begitu cepat, untuk memisahkan kita, sehingga kesedihanpun datang,,disaat kamu, kamu dan kamu mengejar cita-citamu,,tak sedkitpun rasa ini meninggalkanmu,,Suatu hari terdengar kabar, Kamu membutuhkan aku, karena permasalahan besar mendera..Hanya saja rasa kebersamaan ini selalu menunjukkan bagaimana untuk bisa membuatmu tersenyum,,Tertawa seperti dulu lagi,, dan menjalani hidup seperti biasanya..Semoga kamu mendengar Bisikan hatiku ini,,yang kubisikkan lirih di telingamu, dan tubuh mu yang lemas karena deritamu,,aku akan selalu menemanimu, dan menjagamu,,karena kamu,kamu dan kamu adalah orang yang penting bagiku,,Puisi Motivasi 2Takkan kutukar dukacita hatiku demi kebahagiaan khalayak.Dan, takkan kutumpahkan air mata kesedihan yang mengalir dari tiap bahagian diriku berubah menjadi gelak tawa.Kuingin diriku tetaplah setitis air mata dan seulas senyuman.Setitis airmata yang menyucikan hatiku dan memberiku pemahaman rahsia kehidupan dan hal ihwal yang tersembunyi.Seulas senyuman menarikku dekat kepada putera kesayanganku dan menjelma sebuah lambang pemujaan kepada tuhan. ……..Puisi Motivasi 3Ibu merupakan kata tersejuk yang dilantunkan oleh bibir – bibir manusia.Dan “Ibuku” merupakan sebutan terindah.Kata yang semerbak cinta dan impian, manis dan syahdu yang memancar dari kedalaman jiwa.Ibu adalah segalanya.Ibu adalah penegas kita dilaka lara, impian kta dalam rengsa, rujukan kita di kala nista.Ibu adalah mata air cinta,kemuliaan, kebahagiaan dan toleransi. ………..Puisi Motivasi 4Pantai yang perkasa adalah kekasihku,Dan aku adalah kekasihnya,Akhirnya kami dipertautkan oleh cinta,Namun kemudian Bulan menjarakkan aku darinya.Kupergi padanya dengan cepatLalu berpisah dengan berat hati.Membisikkan selamat tinggal berulang kali.Aku segera bergerak diam-diamDari balik kebiruan cakerawalaUntuk mengayunkan sinar keperakan buihkuKe pangkuan keemasan pasirnyaDan kami berpadu dalam adunan terindah. ……….Puisi Motivasi 5Adalah ketika kamu menitikkan air matadan MASIH peduli terhadapnya..Adalah ketika dia tidak mempedulikanmu dan kamu MASIHmenunggunya dengan setia..Adalah ketika dia mulai mencintai orang laindan kamu MASIH bisa tersenyum sembari berkata ‘Akuturut berbahagia untukmu’Apabila cinta tidak berhasil…BEBASKAN dirimu…Biarkan hatimu kembali melebarkan sayapnyadan terbang ke alam bebas LAGI ..Ingatlah…bahwa kamu mungkin menemukan cinta dankehilangannya..tapi..ketika cinta itu mati..kamu TIDAK perlu matibersamanya…Orang terkuat BUKAN mereka yang selalumenang..MELAINKAN mereka yang tetap tegar ketikamereka jatuhPuisi Motivasi 6Tertunduk dan tersudut rintih menitiTerdiam dan terduka lara dalam nestapaLemah tersungkur ketika sepiTersadar aku menjalin mimpiTerus dan terus menemani kabut janjiHingga seperti itu membaur dalam kalbu hatiDaun kebahagiaan melumuri dingin benciHanya terfokus pada satu titik harapanMemperdaya keinginan untuk selalu bangkit danMemperjuangkan pencapaian ditempat tertinggi.sumber : www.jualbeliforum.com/sastra/231036-kumpulan-puisi-motivasi.html
Kamis, 12 Mei 2011
Puisi Perpisahan Sahabat | Yasmin
Perpisahan
Yasmin
1 kata sejuta makna
Sebaris kata berjuta kenangan
beribu kata memecah bahagia
Sepatah kata memisahkan kita
Perpisahan yang terjadi
3 tahun kuberada dipanduanmu
Dibelakang dinding sekolah
Dengan ukiran beribu kenangan
Sahabatku
Sayang,sungguh sayang
Kuharus berpisah denganmu
Januari, 2012
sumber : yasmin-kumpulanpuisi.blogspot.com
Selasa, 10 Mei 2011
Puisi Sakit Hati Bahasa Inggris | A broken heart
A broken heart
by Cupidootje
I really love you,
but you love someone else.
When I see you,
I can't close my eyes.
I just want you to say how much you care about me.
But you love someone else.
I just want to hear "I love you" out of your mouth.
I hear it in my mind,
It's just like a sound.
But it's just a dream,
Because you love someone else...
Unanswered love
by Cowboyke
Loneliness is tearing me apart.
How can I find a way to your heart?
I want your body close to mine.
Now, tomorrow and 'till the end of time.
Let me surround you with all my love.
It's all I have been thinking of.
I want you in my life.
But if I lose you, it will cut me like a knife.
I don't want to play a role.
I just want to give you my soul.
Senin, 09 Mei 2011
Puisi Persahabatan Bahasa Inggris | The Miracle of Friendship
The Miracle of Friendship
by Anonymous
There is a Miracle called Friendship
that dwells within the heart
and you don't know how it happens
or when it even starts.
But the happiness it brings you
always gives a special lift
and you realize that
Friendship
is God's most precious gift.
Puisi Di Stasiun | Puisi Tema Stasiun
DI STASIUN
Puisi Maghfur Saan
di stasiun kulihat orang-orang bergegas menuruni kereta
wajah-wajah yang sudah tak kukenal, entah siapa
di punggungnya bertumpuk onggokan kardus
yang dipenuhi angka-angka pertaruhan
setiap orang ramai-ramai membuang tiket
setelah bergulat dengan permainan panjang
perjudian baru usai tinggal menghitung
kekalahan demi kekalahan
ruang tunggu yang penat dipenuhi ribuan sampah
peluh dan keringat menebar dendam kesumat
sementara di atas pintu peron terpampang pengumuman
: "tak ada tiket buat si pemelihara resah!"
Puisi Rumah | Puisi Bertema Rumah
RUMAH
Maghfur Saan
memasuki rumah, aku harus melewati bukit-bukit
sambil mengeja satu persatu, kunaiki tangga waktu
mulutku komat-kamit menghafal doa
yang dikirim pepohonan dan memungut daun-daun
untuk membalut luka sejarah panjang
ibuku telah mengajariku bagaimana cara
berpegang batu-batu
dan menyapa angin yang setia menjaga musim
tangga ke berapa sekarang?
tak ada catatan apa-apa yang kubawa
selain sketsa wajah ibu yang mungkin sudah beralih rupa
itukah halaman rumahku telah menghampar
di pelupuk mata, atau hanya fatamorgana,
serupa oase di depan musyafir dahaga?
rupanya akar-akar jaman telah melilit semua jendela
dan pintu sedang pada ranting-ranting yang melapuk,
bergelantungan kunci-kuncinya
tapi siapa yang tiba-tiba mencuri angka-angkanya
di saku bajuku?
mungkin ini saatnya aku ditasbihkan
menjadi pengembara yang papa?
Puisi Cinta Untuk Suami | Puisi Buat Calon Suami
Puisi Buat Suami
Oleh : Aini
Sayangku
Aku sangat mencintaimu
Aku tak ingin kehilanganku
Karena aku akan sangat menyesal
ku ingin kamu selalu bersamaku
dan kulihat betapa mesranya senyumanmu
Ku ingin selalu dekat denganmu
karena aku akan merasa bahagia
Aku mencintai kehangatan hatimu
Kamu adalah sumber dari cintaku
kamu adalah alasan tentang keberadaanku
Kamu tempatku bersandar kala aku merasa kesepian
ketika kulihat dirimu
Aku tahu bahwa cinta sejati itu ada
Apa yang dapat kulakukan tanpamu
kamu adalah hati dan hidupku
Di dalam hati mu
di tengahnya mimpi
kuingin selalu bersamamu
menyeberangi lautan
Dimana negeri dongeng itu berada
Ulurkan tanganmu
dan katakanlah kepadaku
bahwa kamupun tak bisa hidup tanpaku
kamu selalu untukku
Ku tak pernah memikirkan orang lain
karena hanya kamu di hatiku
Dan aku sangat mencintaimu
16 September 2007
** Puisi ini ditulis oleh Aini sebulan sebelum hari pernikahannya dengan Merijn, dan
membacakannya pada hari pernikahannya. Versi Aslinya dalam Bahasa Belanda dan
sudah diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia.
Minggu, 08 Mei 2011
Pantun Melayu Empat (4) Kerat
Pantun Empat Kerat
Pijak galah sambil berlari
Rupanya hujung sudah patah
Banyakkan usaha kepada diri
Masa diri muda dan mentah
Buah keras makan dikikir,
Dibawa orang dari hulu;
Barang kerja hendaklah difikir,
Supaya jangan mendapat malu.
Kapal layar bertiang tiga,
Tiang keempat batangan galah;
Amal ikhtiar bahagian kita,
Hasil pendapat di tangan Allah.
Bukan rusa sebarang rusa,
Rusa larangan raja Melayu;
Jangan biasa membuang masa,
Masa berjalan lepas selalu.
Pantun Pendidikan | Contoh Pantun Pendidikan
Pantun Pendidikan | Contoh Pantun Pendidikan
burung Garuda terbangnya tinggi
terbang jauh tiada tara
apa bila kamu sudah sukses nanti
jangan melupakan guru yang sudah berjasa.
Buka puasa di Restoran
jangan lupa ajak istri
jangan sampai melupakan pendidikan
dan carilah ilmu sampai mati
matahari bersinar cerah
para nelayan mulai berlayar
jika ingin masa depan mu cerah
rajin-rajinlah belajar
Daun hijau di puncak gunung
Burung terbang berkicau ria
Jangan lupa menuntut ilmu
Pasti hidupmu akan bahagia
Jika hendak kamu melamar
Jangan banyak tulis dihapus
Jika siswa rajin belajar
Sudah tentu pasti lulus
Jika kamu pergi ke dusun
Jangan lupa bawa beras
Belajarlah dengan tekun
Agar kita naik kelas
Sabtu, 07 Mei 2011
Puisi Tentang Lingkungan | KELUH CITARUM
KELUH CITARUM
Supriati Ningsih
Kalau saja dayangsumbi dan sangkuriang
Terlahir kembali di tatar priangan saat ini
Mungkin mereka akan menangis dan murka
Citarum tempat mereka berlayar
Kini tak lagi indah
Saguling membendung
Menjadikan Citarum danau yang sangat besar
Akankah Sangkuriang
membawa dayangsumbi berlayar
Bersenang-senang memadu kasih..?
Rasanya tak mungkin
Citarumku sayang
Citarum yang malang
Kini kau bukan lagi Firdaus
Para dewi dan bidadari
Citarum.. kini kau ditelanjangi
Dan kau dijadikan pembuangan sampah
Polusi merkuri memenuhimu
Sedimetasi semakin menebal
Banjir tak lagi bisa ditahan
Bale Endah meluber dan resah
Dayangsumbi menangis
Sangkuriang muram durga
tak ada lagi taman priangan
tempat berlayar memadu kasih dua sejoli
24 April 2011
sumber : fiksi.kompasiana.com
Puisi Surat Cinta buat Wakil Rakyat (Anggota DPR)
Surat Cinta buat Wakil Rakyat
Oleh : Asep Syahril Fajri
Kekasihku,
Kami tak ingin rasa ini bertepi
Ketika kau ucapkan kata-kata indah
Dalam kampanye, sewaktu kita berkenalan
Kekasihku, kami hendak mencangkul sebongkah hatimu
Membelai jazirah harapan
kini carik rindu terbang melayang berserakan
Diterpa desah bayu menggelandang
Jangan kau biarkan rasa ini berwarna hitam
Kekasihku,
sesungguhnya kaulah aspirasi kami
Menjadi wadah berkeluh kesah
Telah hilangkah rasa cintamu pada kami?
Kau tahu bahwasannya benakmu bukanlah batu
Yang hanya terdiam duduk manis di kursi
Kekasihku,
Kami pun tahu kini kita telah berbeda
Kau laksana dewa yang menggaungkan genta di langit
Kami yang berpijak di tanah mengharap genta itu berbunyi
Lantang, merdu, dan mempesona
Kekasihku,
Ingatkah siapa yang telah mengangkatmu
Sehingga dirimu pun telah bertahta
Kamilah yang kini berpeluh airmata
Karena kecewa dan salah
Memilih kucing di dalam karung
Kekasihku,
Masihkah kau mencintai kami?
Kami disini mengharap sumpah dari mulutmu
Yang pernah menabuh genderang telinga ini
Kini segumpal kabut telah nyata bersandar
Singgah selimuti kehidupan kami
Karena janji manismu, telah pahit terasa
Menjadi arang dalam kehidupan kami
Serang, 04 desember 2009
Puisi Peringatan Hari Anak Nasional | Nasriati Chalilah
HARI INI
Nasriati Chalilah
Hari ini ku mencoba menyalurkan suaraku
Kepada semua tentang aku dan lainnya ..
Tentang nasibku yang telah kabur didepan mata..
Hari ini aku ingin bersuara lantang pada dunia
Setelah 20 tahun hakku disahkan oleh negara ini
Dengan 54 pasal-pasal perlindungan
Serta UU No 23 tahun 2002 mencoba menganyomiku..
Tapi…
Hari ini juga ku melihat banyak wajah-wajah bungkam dan ketakutan
Tubuh-tubuh kurus bergelimang dijalan
Hari ini masih banyak yang tak tahu aksara dan pendidikan
Menjadi korban pemamfaatan dan kekerasan..
Padahal…
Hari ini adalah hari kemerdekaan dirinya
Tapi mengapa masih banyak yang tak tahu dan menderita?
Entahlah…
Hari ini ku ingin tak ada seorangpun yang menutupi mulutku
Untuk berbicara hak-hakku kepada semuanyaa
Hari ini dengan dengan sebuah tekada yang telah ku pancang
Dengan asa yang penuh pengharapan…
Ku ingin semua peduli dan melindungiku..
Serta terus menganyomiku dengan pasal-pasal silam
Untuk masa depanku dan lainnya…
***
Nasriati Chalilah, seorang pelajar SMAN I MEULABOH, ACEH BARAT. yang sangat senang mencari tantangan dalam menulis dan lainnya.
Sebuah goresan tinta dariku dalam rangka peringatan Hari Anak Nasional, pada tanggal 23 juli 2010. Puisi ini telah aku bacakan di gedung DPRK Aceh Barat dan disaksikan oleh pemerintah Aceh Barat serta kantor perlindungan anak yang ada di Aceh Barat. semoga anak-anak selalu diperhatikan dalam menentukan kebijakan yang menyangkut dengan kepentingan terbaik bagi anak….
sumber : fiksi.kompasiana.com
Puisi Pertemuan Pertama | Perjumpaan Rendy Purnama
PERJUMPAAN
Rendy Purnama
Waktu kujumpa
Dan tanganmu dalam genggamanku
Seraya mengucap lirih namamu
Kau ucap sebuah nama
Tatapan yang penuh arti
Menggambarkan keindahan
Dengan sorot mata penuh makna
Yang saat itu aku tak mengerti
Tersipu kadang
dengan tangan gemetar
Kulepas dari genggamanku
Dan kusudahi detik itu
Dengan membawa makna
dan sejuta arti.
Jakarta, 03 Mei 2010
Puisi Pada Suatu Subuh | Kurniawan Junaedhie
Pada Suatu Subuh
Kurniawan Junaedhie
setelah satu demi satu kalender tanggal,
aku makin yakin,
aku merasa tak pernah mengenalmu:
siapa gerangan namamu?
di mana alamatmu?
sungguh, aku tak pernah melihatmu sebelumnya
aku mememang pernah melihat orang berjalan
tapi dia menjauh sejam kemudian
dan dia diam, dan hanya melipat tangan
apakah itu engkau?
apakah itu engkau?
aku memang pernah melihat
orang masuk ke dalam mimpiku sekali dua kali
tapi dia menjauh sejam kemudian
dan dia diam, dan hanya melipat tangan
aku memang pernah mendengar
suara angin menggelepar
apakah kau yang sembunyi di situ?
apakah yang kauharap dari hidupku?
bagaimana mungkin kau kini mengenalku?
pernahkah kita berjabatan tangan?
dengan siapa selama ini aku berjalan?
dengan siapa selama ini aku bersapaan?
semakin banyak tahun menggelosor pergi
aku pun semakin yakin,
kita memang tak pernah berkenalan.
semua habis.
pengharapan habis
suara burung habis
sajak-sajak telah lama tak kutulis
masa laluku tak ubahnya orang yang kehabisan karcis,
melenting jauh ke arah bintang,
dan kini nungging di bumi sendiri
kini kuingat diriku yang tak punya teman
sementara jakarta hanya diam
dengan mata terpejam.
Ciputat, 19 Juni 1994/ 2009
Puisi Anak Tentang Kesehatan | Aku Anak Sehat
Aku Anak Sehat
Oleh : N.N.
Aku anak sehat
Setiap pagi makanku banyak
Sayur dan buah tak pernah kulewatkan
Minum susu menjadi kesukaanku
Aku anak sehat
Tubuhku kekar dan kuat
Olah raga tak pernah kulewatkan
Lari pagi bersama teman-teman
Aku anak sehat
Karena ibuku rajin dan cermat
Sejak bayi selalu dijaga dan dirawat
Jika aku sakit segera diajak berobat
(dikutip dari “Bahasa Indonesia III” halaman 121)
Puisi Sebuah Renungan | KEIKHLASAN
Puisi Sebuah Renungan
KEIKHLASAN
tuk teman seperjuangan.
Keikhlasan sifatnya non material
Rela hati menelusuri kehidupan
Dengan tetesan keringat dan air mata
Dengan pengorbanan sebuah eksistensi diri
Hanya untuk mengubah paradigma semesta
Keikhlasan bagian dari spiritualitas
Sedang spiritualitas tak terukur oleh material
Wajah yang manis menjadi legam
Terkena panasnya terik sang surya
Hanya untuk mengharmonisasikan semesta.
Adakah keikhlasan tersimbolkan
Sedangkan simbol adalah representase makna
Bukankah simbol tuntutan syariat
Dalam upaya menapaki jalan spiritual
Ataukah keikhlasan tersimbolkan dalam bentuk kepanitiaan di LK
Tersimbolkan melalui tetesan keringat peluh tanpa bahasa
Keikhlasan adalah bagian dari spiritualitas
Menemukan spiritualitas melalui keikhlasan memberi
Dan tersingkapnya tabir
Jadikanlah diri milik semesta
Semesta merindukan sentuhan dan belaian tangan kita.
November, 2006
sumber : samangka.blogspot.com