buat Romi Zarman
Ramoun Apta
ia duduk
memandang bunga
berguguran di halaman
ia bayangkan
angin dari timur menghembus
guguran kelopak itu
bertebaran
bergulir-gulir
bagai matahari pagi
menuju barat
tertahan pada tembok
gang jalan di luar rumah
jatuh ke selokan
dihanyut air
menuju kulah hitam
di ujung pertemuan
ia bayangkan
kelopak bunga itu
hilang merahnya
hancur
bercampur batang sisa sayur
membaur sampah
meluluk comberan
menghumus enceng gondok
dan gulma.
di muka pintu
ia duduk
memandang si tangkai
sepi di halaman
ia bayangkan
kedatangan tiba-tiba
angin dari barat mengembalikan
hakikat kelopak bunga itu
sebagaimana membelokkan
jalan waktu.
seketika terkenang burung-burung
terbang keluar hutan terbakar
ia berdiri
kelopak murung bunga itu
ia tangkap
ia sisihkan dari dedebu
dari sisa cinta si tangkai.
ia bayangkan
kelopak bunga itu
adalah nasibnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar