di kayu kundur aku turun dari tangga cahaya
Alizar Tanjung
paling atas, menuruni lereng kerikil terjal perut
ular betina. katanya di bawah
jembatan sana,
di penurunan ketujuh di rumpun pisang, seekor
ular siap menghisap selembar kain panjang ukiran
batik, melingkar di balik lapisan batu.
konon katanya ular yang berdiam ratusan tahun,
menghisap segala yang lewat dalam tubuh,
dan aku benar-benar sampai di pangkal
cahaya.
rumpun batang pisang tua, bunga rumput teki,
jalar akar bunga bakung, hidup di parit batu.
entah pada penurunan keberapa lepas
dari cahaya, aku sampai di sarang ular betina,
lapisan-lapisan batu, akar-akar pakis rasan, aku
terlahir baru di rahang ular betina – batu-batu
yang melengkung dari tangan tetua. ular betina
menghisap daun-daun pisang muda, ular betina
menghisap puting jantung pisang.
Padang, 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar