SINDEN
Goenawan Maryanto
suaramu menggambar rumah
yang inggin sekali kutinggali
(seratus meter persegi
dengan taman kecil tersembunyi
di bawah sebuah jendela)
suaramu—yang terkumpul
dari sejumlah museum sepi
yang kerap kau singgahi –
tiba-tiba hadir serupa kartu pos
dari kawan lama
aku seperti pernah mendengar suaramu, dulu
saat demam kebanyakan bermain hujan
aku seperti pernah mendengar suaramu, dulu
di sebuah pertunjukan wayang
kini sepanjang malam suaramu duduk simpuh
di antara tukang gender dan tukang kendang
matanya menatap tajam punggungku
seperti membaca cerita yang akan kutulis
hingga kita jatuh tertidur pada sebuah subuh
Jogja, 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar