Bukan Mantra, Hanya Ocehan Belaka, Tak Perlu Takut Kena Guna-guna
Odi Shalahuddin
Menghujam nujum perpaduan beragam mantra,
bola api pecah masuk ke dalam kepala
terasa terang namun menyesatkan,
goyang aliran kesadaran
bersemayam dalam
dada akhirnya
dan
putaran semesta
yang pula telah berubah
kehidupan terasa berlari serba cepat
siapa lambat, akan terus disikut dan disikat
dijerumuskan pada lorong-lorong gelap nan pekat
peta-peta silih beralih rupa, sebelum terhapal seiring berubahnya wajah-wajah bumi
tiang-tiang telah dipancangkan, gedung-gedung menjulang dan jalan-jalan terbang
asap-asap hutan terbakar, membumbung, menggulung berbaur dengan asap-asap cerobong pabrik
bersambut asap-asap knalpot dari jutaan kendaraan bermesin
sepanjang jalan-ruang yang dinyatakan sebagai peradaban baru tanpa tuan,
menghilangkan, kemudian mencipta ulang tentang ke-Tuhan-an
rasa lelah tak mampu usir desir angin yang memanas pun
pada musim penghujan tanpa air kehilangan gelombang
namun halilintar terus saja menyambar-nyambar
jangan kau kata tengah teringat tentang hutan
lahan persawahan atau rimbun beringin
yang menua atau bahkan dihilangkan
apalagi berkali kau katakan
“dulu tak begini rasanya,”
itu sudah jadi pertanda
bahwa dirimu tidak
ikuti perubahan
jaman
ini
!
?
tanya
tak mengapa
sejauh tak berbeda
jangan mainkan mantra-mantra
agar engkau tak dibilang orang gila
atau dijadikan tersangka sebagai perusak negara
kendati kita tahu negara telah dikangkangi para pengusaha dunia
bersama ahli-ahli nujum yang memainkan tombol-tombol kesadaran
sebagai kebenaran yang tak boleh terbantahkan dan terus saja berkeliaran
pada dinding-dinding sekolah dengan para guru yang hilang gairah lantaran
dikejar-kejar kebutuhan bukan untuk menjadi kaya tapi bisa bertahan dalam kehidupan
Yogyakarta, 27 November 2011
http://odishalahuddin.wordpress.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar