“selamat malam lalu tidurlah
sambil mengingat perjamuan senja,”
katamu sebelum ke peraduan
meski kau lupa atau sengaja
pergi tanpa lepas kecupan
di pipi waktu yang kian beku
setelah itu,“selamat malam dan tidurlah
sambil mengingat perjamuan senja
di altar sepi.”
hanya lambai mungkin abai
tak melepas kecupan sebelum
ia berlalu
ke dalam lengang
makin ragu…
28 Februari 2005
Tidak ada komentar:
Posting Komentar