SEBENARNYA MILIK KITA
Daman surachman
Kinabalu sebenarnya gunung
Indonesia, sebenarnya
hutan disana milik Indonesia sebenarnya Kalimantan Utara milik kita, sebenarnya Sepadan Ligitan milik kita dan kalau bisa semua yang ada di Nusantara mau diklaim sebagai milik Malaysia; rendang, lagu, batik ,tahu, tempe, fauna dan flora. Sebenarnya Asia yang sebenar-benarnya adalah Indonesia.
Bangsa kita tak pandai menjaga tanah airnya, tak pandai menjaga hutannya,tak pandai menjaga hasil tambangnya, tak pandai menjaga fauna floranya dan tak pandai menjaga harga dirinya. Bangsa kita lupa dengan Sumpah Palapa dan Gajah Mada yang sekarang tinggal nama dan patungnya. Bagaimana bangsa kita sepuluh tahun lagi? Akankah bangsa kita
terus diinjak-injak dengan korupsi dan illegal illegal lainnya dan tanah kita tak subur lagi, area pertambangan menjadi lumpur, lumpur, lumpur…Irian Jaya, Jawa ,Kalimantan, Sulawesi dan Sumatra terus akan berlumpur karena bisa-bisanya orang asing, bisanya orang-orang sinting.
Seluruh perairan Indonesia sebenarnya milik kita: ikan ,biota laut selalu diobok-obok kapal asing ; Vietnam, Thailand Malaysia , Singapura, Amerika dan Australia.
Bangunlah Indonesia dari tidurmu yang panjang, bangkitlah,singsingkan lengan bajumu dan bahu membahu, menyosong Indonesia baru. Jangan mau lagi diperbudak orang-orang asing.
Apa kini sebenarnya milik kita? Tokoh teladan tak ada, tokoh kosistensi tak ada. Teladan kita telah ditelan uang, seks, kekayaan, harga diri keluarga, bukan bangsa ini. Yang kaya semakin kaya, yang miskin semakin menderita, yang tahu jalan nipu terus menipu. Orang ributin bikin partai semua orang ingin jadi raja, yang dianggap tokoh lebih senang ejek-ejekkan dan kepingin jadi Presiden, presiden, presiden dan setelah jadi presiden tak pandai mengurus. Rakyat kita semakin kurus kerena sering luka diusus.
Begitu banyak
gunung di Indonesia sekarang telah sakit karena tak dirawat hanya terus digeroti kekayaannya; batu-batu,batubara, kapur, dan aneka tambang lainnya. Lihat Kinabalu asri tak sakit karena tak pernah disakiti. Tapi Kinabalu bukan punya kita lagi sayang, telah jadi milik tetangga, karena tipu daya penjajah masa lalu. Hutan Kalimantan milik kita seperti orang tua yang botak, kapak-kapak mesin terus berderak di sana . Pasir, emas, batu bara ,timah dan lainnya tiap detik terus terkeruk.Apa untuk siapa? Mana sebenarnya milik kita? Ayo,Bangkitlah bangsaku! Jangan korupsi melulu dan mikirin perut sendiri.Bangkit, bangkit,….
Kita atur Indonesia dengan benar dan jujur.
Kendari, 2007
Tidak ada komentar:
Posting Komentar