KENDARI
Daman surachman
Dalam peta di Jakarta dalam kelam kota tua
Dan malam tiba dengan pesawat udara kau melambai-lambaikan tanganmu
Mestinya jalanmu seperti di
Jakarta karena kau punya aspal kau punya pasir kau
punya apa saja kau punya seribu rancangan tapi tak terlaksana.
Tak terbayang olehku ini kota terlalu lugu. Harum ikan bakar mengundang
seleraku.Turis-turis seksi berkeliaran tak takut mimpi menyeramkan.Uah,Ini kota
ramah pada setiap tamu yang datang dan bersahaja.
Bakau memanjang, rotan dan kayu hitam jadi incaran dan jarahan kapitalis asing.
Dan ikan-ikanmu takkan habis oleh semilyar generasi. Karena dilintasi garis
khatulistiwa, garis emas dunia
Kucari kau, Kendari
Tidak dalam mimpi.Ini nyata kuhampiri mu, saudaraku
Mencari generasi yang akan datang; berilmu, berakhlak mulya, dan
berbudaya. Siapa tahu dapat generasi baru dan dapat mengajari generasi yang akan
datang.
Kendari, O Kendari
Mestinya, mestinya…
Aku masih duduk di bandara dan
embun menetes dikaca jendela
Kapan,ya Kendari tersenyum seperti kota besar lainnya?
Juli 2007
Tidak ada komentar:
Posting Komentar