SELEMBAR PAGI
Isbedy Stiawan ZS
selembar pagi melambai
kamar penuh suara
wajahku berwarna
melipat-lipat selimut
ke balik semak ranggas
tubuh siapa menghitam
di gantung langit?
gaduh jalan-jalan
(juga di pasar tani biasa
kuantar istri setiap minggu)
sampai juga lenguh
sepotong daging
terdiam di sebalik semak
tak tahu kaukah
semalam mengusikku
sebelum menembus pekat?
rumah berwarna hitam
jalan-jalan jadi legam
di antara kematian
tak bertanda
melipat-lipat selimut
sebelum igau memikat!
Feb—Juni 2003
Tidak ada komentar:
Posting Komentar