UNTUK CLOSE : KLIK LINK IKLAN DI BAWAH 1 KALI AGAR MELIHAT FULL ARTIKEL ^^


Rabu, 21 November 2012

Cara Pemeliharaan Ayam Kampung Sistem Slowfood

slowfood

Sahabat ternak, cara budidaya ayam kampung dapat dikembangkan dengan berpatokan pada tujuan bisnis ayam kampung itu sendiri. Tujuan bisnis ayam kampung tersebut adalah hasil dari ternak ayam tersebut. Karena faktor pemeliharaan tersebut akan menentukan produk di masa mendatang (saat panen). Kami berpedoman pada hasil bermutu yakni sehat dan aman. Salah satu cara kami tempuh dengan metode cara pemeliharaan ayam kampung sistem slowfood. Mari kita bahas lebih lanjut.

Sejarah Singkat Slowfood
Pada tahun 1986 restoran cepat saji seperti McD masuk ke Roma Italia. Ketika itu pula para jurnalis, masyarakat dari berbagai kalangan mulai mengkritik makanan cepat saji tersebut dengan alasan menjaikan makanan tidak sehat. Sebutan paling kasar untuk makanan dengan cara cepat saji atau fast food ini adalah junk food atau makanan sampah. Sungguh miris memang sebutan tersebut dan dari sinilah makanan cepat saji (fast food) vs makanan alami (slow food). Kami menyebutnya budaya Eropa vs budaya Amerika.

Carlo Petrini adalah seorang jurnalis menulis dan membangun sebuah website untuk menyerukan aspirasinya dengan alamat di www.slowfood.com. Carlo Petrini sering menulis di web dengan lambang siput tersebut tentang kuliner yang ada di Roma Italia. Sungguh bertentangan sekali kuliner khas Eropa dengan kuliner khas Amerika.

Di Indonesia mulai tumbuh dan berkembang gerakan slowfood ini pada tahun 2009. Adalah Herlianti seorang pelopor gerakan slowfood ini. Ia membangun javara.co.id untuk mempromosikan produk-produknya berupa bahan pangan dan herbal dengan sistem slowfood. Banyak pelanggannya adalah wisatawan asing dan orang-orang Indonesia yang cinta makanan sehat dan bermutu. Herlianti disebut sebagai Chairwomen Slowfood Convivium dari Kemang. Convivium adalah sebutan bagi kelompok anggota slowfood. Sementara Chairwomen atau Chairman adalah sebutan untuk leader atau perwakilan atau bisa juga disebut ketua regional. 

Kini sudah banyak sekali Slowfood Convivium di Indonesia salah satunya di Ubud Bali. Dan saya yakin akan ada lebih banyak lagi Slowfood Convivium di kota-kota besar di Indonesia. Di Jogjakarta ternakayamkampung.com adalah peternak ayam kampung dengan berpedoman pada nilai-nilai slowfood tersebut dalam pembudidayaan ayam kampung.

Nilai-nilai Slowfood
Ada tiga (3) nilai terpenting dari gerakan slowfood ini. Yaitu : 1) Good, 2) Clean, 3) Fair
1) Good
Arti good yaitu makanan atau sumber makanan sehat, bermutu, enak dan berasal dari budaya lokal. Ayam kampung adalah budaya lokal merupakan aset tak ternilai bangsa Indonesia.
2) Clean
Clean berarti bersih mulai dari cara produksi hingga pemasaran tanpa menggunakan residu dan bahan kimia. Bahan-bahan tersebut dapat mencemari lingkungan atau bahkan menimbulkan dampak negatif bagi tubuh apabila dikonsumsi. Slow food harus terbebas dari itu semua.
3) Fair
Fari berarti adil dan saling menguntungkan. Adil dan saling menguntungkan ini dimaksudkan agar produsen makanan atau bahan makanan mendapat untung namun konsumen tidak terbebani dalam mendapatkan makanan atau bahan makanan tersebut (harga standar).

Pemeliharaan Ayam Kampung Sistem Slowfood
Sistem pemeliharaan ayam kampung di sebuah peternakan ayam berbeda-beda dan salah satunya adalah sistem semi intensif. Sistem semi intensif merupakan sistem pemeliharaan tepat untuk memenuhi kriteria atau kategori Slowfood. Tidak semua bahan makanan atau makanan masuk dalam kategori slowfood. Seperti bahan makanan atau makanan organik di Supermarket dijual dengan harga tinggi ini sungguh memberatkan konsumen. Sehingga nilai fair tidak termasuk dalam nilai slowfood tersebut. Dengan berdasarkan nilai-nilai slowfood di atas, kami mengembangkan ayam kampung organik dengan memperhatikan daya beli masyarakat. Dengan arti ayam kampung organik murni tidak selalu mahal.

Aturan Pembesaran Ayam Buras Sistem Slowfood
1. Bebas Hidup
Dengan penggunaan pemeliharaan sistem semi intensif ayam akan merasa bebas hidup kemana ia suka meski masih di dalam kandang. Kami sudah membandingkan pemeliharaan dengan cara semi intensif dengan cara intensif. Sungguh pengeluaran terbanyak ada pada sistem intensif. Berbeda dengan cara ayam kampung di kandang baterai, ayam berdesak-desakan, bahkan tidak bergerak bebas. Apakah nutrisi ayam tercukupi?

2. Bebas Bahan Kimia
Penggunaan bahan kimia dalam peternakan ayam dimungkinkan dapat menimbulkan masalah di kemudian hari (perlu diteliti lebih lanjut). Kami mencoba sejak pemeliharaan DOC ayam hingga penjualan tidak menggunakan bahan kimia.

3. Biaya produksi
Tidak sedikit resiko harus dihadapi peternak ayam kampung dalam menciptakan produk ayam kampung organik murni. Ayam diharapkan tidak terserang penyakit sampai panen dan jelas ini tidak mungkin terpenuhi 100%. Banyak biaya produksi dikeluarkan untuk pembelian obat, vaksin, vitamin, antibiotik, penanggulangan masalah kandang dll. Sebagai gantinya mari menggunakan cara tradisional yakni memakai jamu menggunakan bahan herbal asli Indonesia

4. Penjualan
Kami berharap nilai atau harga ayam kampung atas produk-produk kami tidak memberatkan konsumen kami di masa depan.

Inti ternak ayam kampung menggunakan sistem slowfood menurut kami adalah menggunakan bahan disekitar kita yakni ayam kampung, pakan, obat, dll merupakan budaya asli Indonesia. Maju terus peternakan ayam Indonesia!

Info tentang adanya gerakan Slowfood ini diperkenalkan oleh saudari Lisa Virgiano (Slowfood Jababeka) yang sudah berkenan mengunjungi dan berbincang-bincang dengan saya.
Terakhir diperbaharui 11 Februari 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar