1. Puisi yang tak Pernah Selesai
bahkan saat mulai
menuliskannya, pun
tangan angan sudah
lumpuh terkulai...
2. Puisi yang tak Ingin Ditulis
empat baris kosong
si penyair cuma bisa
bengong, katanya:
"ah tak mau lagi
aku berbohong."
3. Puisi dalam Tanda Kurung
mana yang lebih dahulu kau
tuliskan? tanda kurungkah?
atau bait puisi di dalamnya?
"bukan keduanya! kau
salah! sebab yang pertama
kutulis adalah judul
puisinya."
4. Puisi yang Bukan Puisi
buat apa kau tulis puisi, kalau
kemudian kau hanya ingin
bertanya padanya, "kau ini, puisi
atau bukan?"
5. Puisi yang Teracam Hukuman Mati
bahkan puisi pun telah jadi tersangka
"ada bukti-buikti yang mengarah dan
menguatkan dugaan itu," kata
seorang, mungkin ia anggota tim
investigasi yang terlalu banyak bicara.
bukti? ah begitu samar, begitu sumir,
bukankah, katamu, si penyair telah
lama mati? lalu siapa yang jadi
saksi kunci?. "masalahnya aku tertidur
lelap ketika debat menghangat
mengulas soal persiapan upacara
pemakaman ini."
bahkan puisi pun terkait jaringan
masa lalu, dalam daftar interogasi
kau baca: siapa yang memprovokasi? siapa
yang memerintahkan makna? siapa yang
mengajak kata terlibat dalam bait-bait yang
meledak dalam sebuah klub diskusi.
bahkan puisipun terancam hukuman mati
tapi, biar saja, semua toh ada
di tangan kuasamu, setelah membaca
kau hendak mengutuk? atau memuja-muja?
bilang ini buruk? atau wah luar biasa?
puisi bisa hidup dan mati, berulang kali
dan aku terus saja ngidam, hamil,
melahirkan puisi, sambil menyanyi
lagu yang enak dan merdu sekali.
Nop, 2002.
Hasan Aspahani
www.sejuta-puisi.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar