Elegi Batukarang
Hendy CH Bangun
Waktu seperti berhenti di sini
Meski rambut telah beruban
Nenek dan bapak sudah
di kuburan
Pohon kenangan tak lagi berdiri
Orang-orangan penjaga padi
Masih setia mengisi di pematang dan tepi
Mengusir burung lewat tali-tali
Yang dulu kau tarik ulur tiap hari
Aspal masih terkelupas
Membuncah batu dan tanah
Mengaduk kereta kerbauYang membawa pupuk dan cangkul
Atau sekadar makan siang
Bunga-bunga matahari mekar
Kuning, membakar semangat
Berjajar di tepi parit
Melambai diterpa angin
Kadang menyentuh jemari
Waktu dan bus berselisih
Nun tinggi di kanan
Berkilau belerang di bibir Sinabung
Meleleh di antara awan putih
Sambil kau bayangkan
Rimbun yang kian menipis
Ketika pohon menjadi kebun dan ladang
Kau takkan tersesat
Rumah-rumah masih bernomor sama
Hanya pintu jendela berganti warna
Kusam dan berlubang karena rayap
Tiang kian rapuh, penyangga mau rubuh
Seng di atap menjadi coklat, bahkan berlumut
Wajah di balik tingkap
Seperti tak ada bedanya tiga puluh tahun silam
: melulu derita di balik tawa
Zaman orla, orba, atau reformasi
Tanah kenangan terantuk-antuk tersisih
Dulu ditinggal penuh janji
Kini dilupakan si malin
Tak kembali Uang panen padi
Keringat bunda menyabitka ani-ani
Batuk ayah membajak sawah
Simpang tiga kian mati
Masih kau temui
Ceceran kotoran anjing
Dan liur daun sirih
Satu dua lelaki bersarung
Ibu-ibu bertudung
Berbincang atau duduk
Menghabiskan hari di kedai kopi
Tanpa tranksaksi berarti
Seperti pernah kau ingat dulu
Lapangan bola makin melalang
Tepi kali dulu kau mandi
Terban tak terurus
Titian kecil tempat memancing
Tinggal separuh
Pelataran tempat bermain
Tak lagi berbentuk
Nafas tinggal sedikit
Tapi aku tak yakin
Ingin menitip umur di sini
Jakarta 2007
Tidak ada komentar:
Posting Komentar