Puisi dalam TopiHal JudgeAbdurahman Faiz
Penyair tak mempunyai tugas lain
kecuali membaca kalbu semesta
dan menangkapnya
dengan hati, getar pena,
bahkan
topimuBegitulah kau pun mencoba
mengeja semua
kerikil, batu,
pasir, cuaca, presiden,
para manusia yang dahaga minyak,
senjata, tank-tank yang menggila,
lalu pahatan darah di bumi kita
kau simpan semua dengan jujur
dalam
topimuDi manakah Arabia? Tanyamu.
Apakah itu tempat di mana semua anak
bernama Muhammad
menggenggam batu dan airmata
demi membela keluarga
yang akan dipenjara atau dibunuh?
Kau masukkan semua pertanyaan itu
dalam
topimudalam topi
untuk dijawab oleh hati
yang tiba-tiba tersayat pisau
beraroma minyak dan kertas koran
Belum senja
ketika dalam bis hari itu
dengan mata yang telah semakin biru
kau buka
topimu,
dan kau serahkan padaku
:untuk selalu menulis dengan hati, penyair!
(8 Juli 2006)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar