Puasa
Hendy CH Bangun
Bukan hanya gemetar dan rasa lapar
Terus membelit impian-impian liar
Mengingatkan pada amsal ular
Yang membuat
Adam dari surga terlempar
Bahkan saat kau dirikan
Tiang-tiang utama bangunan iman
Masih bertebaran
lumpur dan bau asam
Di setiap gerakan badan
Kumatikan pun semua indera
Tetap saja dia menyusup
Lewat aorta dan vena
Ke jantung yang berdegup
Betapa lemah
Betapa rendah
Bahkan tanpa digoda
Kau sudah mau menyerah
Saat Berbuka Puasa
Di tengah desah syukur
Dan sayup adzan melantun
Setan-setan berebut
Menyorongkan tangan ke mulut
Sampai kau tak sanggup
Empat belas jam bertarung
Kau nyaris kalah
di detik-detik terakhir
Diaduk silau hidangan
di atas meja
Yang diputarkan
iklan televisi setiap kali
Ada yang bilang itu biasa
Seperti menyerobot
antrian dan lampu merah
Atau mengantongi uang
tanda terima kasih
Lalu buat apakah
Kau menahan nafsu dan dahaga
Sambil berzikir?
Ingin kaupejamkan mata
Mengunjungi lagi
danau penuh teratai
Atau temaram senja
menenggelamkan
matahari di pantai
Terus terang
tak mudah menahan goda
Sehabis Berbuka Puasa
Jam berapa?
Lalu kau merasa
Cukuplah berdoa sendiri saja
Sambil mengeluhkan perut kenyang
Dan bising suara
anak-anak di mesjid
Saat shalat tarawih
Betapa berat menggulir
bola-bola tasbih
Ketika terdengar dialog
dan suara televisi
Menusuk kuping
Lalu kau bayangkan
gadis-gadis cantik
Dan komedi lucu
yang kau tonton rutin
Padahal padamu dijanjikan
Berlimpah bonus dan pahala
Yang belum tentu
kau temui ramadhan depan
Yang kau hitung
dengan kalkulator apapun
Hasilnya hanyalah
untung dan untung
Rahmat apalagi
Yang kau ingkari?
Masih tersisa sedikit malam
Untuk jam karet dan kantukmu
Segerakanlah
Palmerah Barat, 25 Agustus 2009
Tidak ada komentar:
Posting Komentar