CAHAYA DIATAS CAHAYA
(Nuurun ‘Alaa Nuur)
Rudi Setiawan
Kutulis syair ini
Dari pantulan cahayanya kupunguti kata demi kata
Langit merona merah jingga
Desir angin mengalunkan simponi nada
Empat serigala muncul dari dalam jiwaku
Mengabariku tentang kisah kematian
Tentang “TUHAN” yang semakin jauh dari dekapan
Di hulu subuh yang senyap ini
Saat mata kepalaku disergap oleh kantuk yang melanda
Mata hatiku masih ingin berbicara
Bercerita tentang gelisah hati dan kerinduan jiwa
Cahaya rembulan
Yang karena-Nya kehidupan ini tertata begitu sempurna
Nuurun ‘Alaa Nuur
Percikan-percikan-Mu menerangi jiwa-jiwa yang gulita
Menyibak segala gelap yang berlapis-lapis
Cahaya diatas Cahaya
Nuurun ‘Alaa Nuur
Dari balik kabut pekat jiwaku
Ijinkan aku mengintip keindahan Cahaya-Mu
Allaahu Nuurus samaawaati wal ardli
Doha, 31 January 2010
http://oase.kompas.com/read/2010/02/16/21371676/Puisi-puisi.Rudi.Setiawan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar