SAJAK MERAH PUTIH
Rudi Setiawan
Apakah merahmu masih benar-benar merah
Semerah darah para pejuang yang membanjiri bumi pertiwimu
Wahai merah putih
Apakah putihmu masih benar-benar putih
Putih yang suci, sesuci jiwa para leluhur
bangsa yang dengan tulus menegakkanmu
Wahai merah putih
Merahmu adalah lambang keberanian, kejantanan dan keperkasaan
Putihmu adalah simbol keluhuran budi pekerti, ketulusan hati dan kejernihan
jiwa
Wahai merah putih
Selama kau masih berkibar diujung-ujung tiang yang tinggi menjulang
Dari kota Merauke sampai ke kota Sabang
Maka negeri ini masih bernama Indonesia
Wahai merah putih
Tanahmu kini tak lagi dihuni oleh para pemberani dan pejantan sejati
Melainkan sekumpulan pengecut yang kecil hati dan selalu menetek pada majikan-majikan dari Barat
Wahai merah putih
Bumimu kini tak lagi dipimpin oleh orang-orang yang tulus dan jernih hati
Melainkan segerombolan serigala yang rakus dan tega memakan mayat saudaranya sendiri
Wahai merah putih
Kini kau mulai koyak dimana-mana dan kibaranmu pun tak lagi bermakna
Warnamu mulai kusam dan memudar dipenuhi oleh kotoran dan noda
Tiang penyanggamu mulai lapuk digerogoti rayap-rayap bermulut busuk
Wahai merah putih
Akan kubakar kau, agar merahmu semakin membara
Menyala benderang membakar keberanianku dan membangkitkan kejantananku
Lalu aku akan berteriak: “AKU BANGGA MENJADI ORANG
INDONESIA”
Doha, 2 February 2010
http://oase.kompas.com/read/2010/02/16/21371676/Puisi-puisi.Rudi.Setiawan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar