NERAKA, TEMPAT KEMBALIKU
Rudi Setiawan
Kulihat
tubuhku diseret dengan kejam
Oleh wajah-wajah yang bengis lagi beringas
Tanganku dirantai, kakiku dibelenggu
Tubuhku dicambuk dan dilempari dengan batu
Rasa sakit dan perih tak terperi
Namun segala siksa dan azab terus mendera
Didepanku menunggu jurang lebar yang menganga
Dipenuhi dengan
batu-batu api yang menyala-nyala
Aku tak bisa lagi sambat
Mulutku telah tersumbat oleh rasa sakit yang hebat
Aku tak kuasa untuk mengeluh
Lidahku telah kelu dibalut perih yang membeku
Wajah-wajah yang bengis berkata:
Wahai Rudi inilah tempat kembalimu “Neraka”
Tempat kepalsuan dan semua topeng dibuka
Kau sholat hanya agar kau disebut taat
Kau berpuasa supaya kau disebut zuhud
Kau bersedekah mengharapkan gelar dermawan
Kau pergi haji agar semua orang menaruh hormat
Kau berdakwah biar semua orang menganggapmu alim
Kau berpuisi memuji
Allah supaya kau disebut sang Pecinta
Kau mengobral kebaikan agar kau dimuliakan
Kau berjuang dijalan-Nya agar kau disebut mujahid
Tapi Allah Tahu bahwa semua yang kau lakukan itu palsu
Dia mengawasi semua yang tersembunyi dalam hatimu
Dia melihat segala yang terbetik dalam isi kepalamu
Wahai Rudi inilah tempat kembalimu:
Doha, 26 January 2010
http://oase.kompas.com/read/2010/02/16/21371676/Puisi-puisi.Rudi.Setiawan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar