UNTUK CLOSE : KLIK LINK IKLAN DI BAWAH 1 KALI AGAR MELIHAT FULL ARTIKEL ^^


Senin, 13 Februari 2012

Biji Matahari | Dadang Ari Murti

Biji Matahari
Dadang Ari Murti

sekuntum matahari mekar di daun telingamu
meluruhkan serbuk sari di sekujur pipimu
kuning seperti cat tembok belakang kantin
tempat kita belajar merokok dan membaca puisi
ketika tubuh masih wangi, dilumuri lotion dan
pemutih kulit

deretan bakul berisi gorengan, plastik-plastik
penuh kerupuk, renyah seperti senyummu, yang
malu-malu kau sembulkan di bawah kacamata,
wajah tirus dan rambut ikal sebahu

“tidak ada yang lebih gagah dari gerimis” katamu

“dan matahari” sahutku

lalu sama-sama kita warnai bianglala

waktu itu gerimis masih perawan, dan matahari
belum berbiji
waktu itu tidak ada tindik di daun telingamu
waktu itu aku belum tahu bagaimana menyemai
matahari di daun telingamu
seperti kau tak tahu bagaimana cara
menunggu, memelihara rindu agar mekar dan
bersahaja

hingga aku tak perlu memecahkan cermin,
berteriak-teriak dan berjalan sambil
menangis pagi ini

Surabaya, 2008

Tidak ada komentar:

Posting Komentar