Pasar Malam
Umar Fauzi Ballah
kalau bukan nenek renta
memanggul kacang basah
anak-anak belia menjinjing kacang kering
malam tambah dingin yang terkelupas
terkulai gemigil
tak hendak melepas kancing
dan jejak mereka gemerincing
di podium mimpi-mimpi kian berhembus makin sesak karena
belum ada yang beranjak
sementara si belia dan si renta
tak menghiraukannya terdesak pada laba yang kian melonjak
seseorang kemudian membacakan puisi
seperti membaca talkin dengan pasang indera bertanya-tanya
"antara pencari nafkah dan tukang khotbah
apakah seperti lentera dengan cahaya
atau lentera dengan jelaga?"
nasib telah mempertemukan mereka embun menjadi saksi
dan menertawakannya sementara bintang membasahi
mimpi-mimpi memungkasi jalan-jalan terlelap di ujung mata
Surabaya, 2008
Tidak ada komentar:
Posting Komentar