Telepon UmumDadang Ari Murti
dari
telepon umum ini membentang jalan yang jauh
berliku-liku sampai rumahmu, lorong-lorong
gelaptawar-menawar kelamin bekas, terigu atau tahu tempe
juga rencana unjuk rasa
dan ada rindu yang pernah kucecap disini
rindu semerah darah yang lahir dari urat lehermu
diantara kalung bambu dan tatoo kupu-kupu
“tidak akan ada lagi yang hinggap disini selain engkau”
waktu itu kutanam sepasang
matahari dibibirmu
dan kulihat beberapa penyair melambaikan tangan,
serupa isyarat, yang tak dapat kuterjemahkan sampai
hari ini
ketika ingin kucecap rindu di jalan yang jauh
yang membentang dari telepon umum ini sampai rumahmu
sebab matahari tak jadi tumbuh, saat aku ikut
melambaikan tangan kepadamu
Surabaya, 2008
Tidak ada komentar:
Posting Komentar