Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) 2013 hanya akan menggunakan syarat nilai rapor, prestasi lain serta hasil ujian nasional (UN).
Siswa dari sekolah tanpa NPSN (nomer pokok sekolah nasional) tidak akan bisa mengikuti Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) dan Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) 2013.
"Kalau tanpa NPSN berarti sekolah itu tidak terdaftar secara nasional, karena itu siswa dari sekolah tanpa NPSN tidak akan bisa mengikuti SNMPTN (jalur undangan) dan SBMPTN (jalur tulis)," kata Kepala Badan Akademik ITS, Dr Dra Ismaini Zain MSi, di Surabaya, Kamis (27/12/2012).
Ia mengemukakan hal itu setelah menyampaikan sosialisasi SNMPTN kepada pimpinan dari 170 SMA/SMK/MA negeri dan swasta se-Surabaya di SMKN 6 Surabaya yang bekerja sama dengan Dinas Pendidikan Kota Surabaya.
"Siswa yang tidak mempunyai NISN (nomer induk siswa nasional) masih bisa mengikuti SNMPTN dan SBMPTN, asalkan sekolahnya memiliki NPSN, sebab NISN tinggal memberi nomer 000... di depan NPSN. Soal itu sudah diatur dalam Klausal Sosialisasi SNMPTN 2013," katanya.
Bahkan, katanya, siswa yang harus mengikuti "remidial" (ujian ulang) di sekolahnya juga bisa mendaftar, karena Klausal Sosialisasi SNMPTN 2013 sudah mengatur tentang hal itu, yakni nilai yang belum "remidial" bisa ditulis, tapi setelah nilai "remidial" bisa diralat.
"Kepala Dinas Pendidikan Kota Surabaya Dr M Ikhsan SPsi MM yang datang dalam sosialisasi itu menjamin siswa yang tidak memiliki NISN hanya sedikit dan Dinas Pendidikan Kota Surabaya siap membantu siswa itu dengan memberi kode 000... pada NPSN yang dimiliki sekolahnya," katanya.
Dalam sosialisasi yang juga dihadiri Pembantu Rektor I ITS Prof Dr Ing Ir Herman Sasongko itu, dosen Jurusan Statistika ITS itu menjelaskan pola penerimaan mahasiswa baru 2013 ada tiga jalur yakni SNMPTN, SBMPTN dan program kemitraan dan mandiri (PKM).
"Jalur SNMPTN tetap ada, namun hanya dibuka untuk SNMPTN undangan. Dulunya, jalur SNMPTN ada jalur undangan dan tulis, sedang jalur tulis saat ini disebut SBMPTN, lalu jalur seleksi terakhir adalah PKM (program kemitraan dan mandiri)," katanya.
Untuk kuota, SNMPTN sebanyak 50 persen, jalur SBMPTN sejumlah 30 persen dan sisanya sebesar 20 persen untuk jalur PKM. "Karena itu, setiap PTN harus membuat daftar daya tampung untuk diinformasikan ke calon mahasiswa melalui website masing-masing PTN. Insya-Allah, info ITS sudah bisa diakses di www.its.ac.id pada Januari," katanya.
Karena persentase yang banyak di jalur SNMPTN itu, maka setiap sekolah diperbolehkan mendaftarkan seluruh siswanya untuk masuk seleksi jalur SNMPTN. Setelah Kota Surabaya, sosialisasi SNMPTN 2013 oleh tim ITS ini akan dilanjutkan ke Kabupaten Sidoarjo, Kamis (27/12/2012), serta Kota dan Kabupaten Pasuruan, Jumat (28/12/2012).
Dalam sambutannya, Prof Herman Sasongko menyatakan bahwa terdapat dua parameter dalam penilaian calon mahasiswa yang mendaftar.
"Pertama, parameter dari kemampuan atau potret asal sekolah calon mahasiswa itu. Ini bisa dinilai dari tingkat akreditasi sekolahnya. Kemudian nilai alumni dari sekolah asal calon mahasiswa di ajang SNMPTN tiga tahun sebelumnya secara berturut-turut, mulai tahun 2010, 2011 dan 2012, lalu penilaian alumni sekolah asal calon mahasiswa dalam bidang nilai IPK selama perkuliahan tahap persiapan (semester 1 dan 2) di PTN masing-masing," katanya.
Parameter kedua, dari calon mahasiswa itu sendiri terkait nilai rapor atau akademiknya selama tiga tahun masa pembelajaran serta nilai Ujian Nasional (UN). "Untuk kategori terakhir ini ITS memberikan otorisasi terhadap nilai mata pelajaran tertentu. Misalkan, jika si calon memilih salah satu jurusan di FTI (Fakultas Teknologi Industri), maka nilai fisika, matematika dan bahasa Inggris-nya yang diutamakan," katanya.
Sebelumnya Senin (17/12/2012), Tim dari Universitas Airlangga (Unair) Surabaya juga melakukan sosialisasi SNMPTN 2013 ke beberapa daerah pada 17-20 Desember 2012. "Tim Unair sendiri diberi amanah sosialisi pada empat kabupaten antara lain Bojonegoro, Tuban, Gresik dan Lamongan," kata Wakil Rektor I Unair Prof Syahrani.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar